Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Waspada, Dampak Siklon Kalmaegi Meluas

Dilihat 330 kali
Waspada, Dampak Siklon Kalmaegi Meluas

Foto : Waspada, Dampak Siklon Kalmaegi Meluas ()

Pengaruh siklon tropis Kalmaegi makin meluas dibandingkan kemarin (13/9/2014). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini dampak siklon tropis Kalmaegi terhadap cuaca di Indonesia. BMKG juga menyampaikan peringatan dini tersebut ke Posko BNPB untuk disebarluaskan. Saat ini (14/9/2014) siklon Kalmaegi di sekitar Filipina.

Diperkirakan 24 jam ke depan (15 September 2014, pukul 07.00 WIB), posisi siklon Kalmaegi berada di Laut Cina Selatan, sebelah barat laut Pulau Luzon, Filipina (sekitar 18.6LU, 119.7BT), atau 1.810 km sebelah utara barat laut Tahuna. Arah dan kecepatan gerak menunjukkan dari barat ke barat laut dengan kcepatan 30 km/jam ( 17 knots). Tekanan terendah pada 970 mb dengan kekuatan angin 120 km/jam ( 65 knots).

Siklon tropis Kalmaegi memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia berupa potensi hujan ringan - sedang di Sumatera bagian tengah, Kalimantan Barat bagian Utara dan Kalimantan Utara. 

Gelombang dengan tinggi 3 - 4 meter berpeluang terjadi di Laut Andaman, Perairan utara Aceh, Selat Malaka bagian utara, Perairan Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu, Perairan barat Lampung, Perairan selatan Banten - Jawa Barat, Selat Karimata bagian selatan, Laut Cina Selatan timur Vietnam, Laut Jawa selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Kalimantan Selatan, Perairan Kepulauan Aru, Kepulaian Kai, Perairan Kepulauan Tanimbar, Laut Banda barat Kepulauan Kai, Perairan P. Yos Sudarso, Laut Arafuru.

Gelombang dengan tinggi lebih dari 4 meter berpeluang terjadi di Samudera Pasifik Timur Filipina.

Masyarakat dihimbau untuk mentaati peringatan dini ini. Terlebih bagi masyarakat yang melakukan aktivitasnya di laut agar selalu meningkatkan kewaspadaa. Tenggelamnya kapal di Selat Mangoli, Kecamatan Falabisahaya, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara akibat gelombang tinggi hendaknya menjadi pembelajaran agar tidak terulang di tempat lain. Apalagi gelombang laut akan lebih tinggi.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Penulis


BAGIKAN