UGM Dan Badan Geologi Pasang LEWS di 20 Lokasi Rawan Longsor
20 Des 2014 08:30 WIB
Dilihat 334 kali
Foto : UGM Dan Badan Geologi Pasang LEWS di 20 Lokasi Rawan Longsor ()
Sebelumnya UGM bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pertamina telah memasang 14 LEWS di beberapa tempat yaitu Banjarnegara 1 unit, Karanganyar 2, Situbondo 1, Sulawesi Utara 1 Tasikmalaya 1, Garut 1, Tanggamus 1, Argomakmur Bengkulu 1, Baturaja 1,Sungai Penuh 1, Sumatera Utara 1, Kalimantan Selatan 1, dan Sulawesi Srelatan 1, sedangkan PVMBG telah memasang 5 unit di Karanganyar 1 unit, Purworejo 1, Cilacap 1, dan Magelang 2. Sementara itu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memasang 2 unit di Agam dan Balikpapan, dan LIPI memasang di Garut.
Kepala BNPB Syamsul Maarif langsung memimpin pelaksanaan pemasangan peralatan LEWS seperti yang diperintahkan Presiden Jokowi saat Sidang Kabinet Terbatas pada Rabu (17/12). Saat ini Kepala BNPB masih berada di Banjarnegara untuk membahas penanganan darurat dan pemulihan dari longsor di Dusun Jemblung, Banjarnegara.
Semua LEWS tersebut adalah karya anak bangsa Indonesia sehingga perlu diapresiasi dan digunakan. Bahkan Pemerintah Myanmar pernah membeli LEWS produk UGM untuk dipasang di Myanmar pada tahun 2012. Hendaknya pemda yang memiliki daerah rawan longsor memanfaatkan peralatan ini karena sangat diperlukan masyarakat. Begitu juga dengan dunia usaha melalui program CSR (Corporate Social Reponsibility) dapat juga membangun sistem peringatan dini longsor atau bencana lainnya. Jika selama ini bantuan diberikan saat tanggap darurat maka dapat dialihkan dalam bentuk pencegahan bencana dengan peringatan dini.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Semua LEWS tersebut adalah karya anak bangsa Indonesia sehingga perlu diapresiasi dan digunakan. Bahkan Pemerintah Myanmar pernah membeli LEWS produk UGM untuk dipasang di Myanmar pada tahun 2012. Hendaknya pemda yang memiliki daerah rawan longsor memanfaatkan peralatan ini karena sangat diperlukan masyarakat. Begitu juga dengan dunia usaha melalui program CSR (Corporate Social Reponsibility) dapat juga membangun sistem peringatan dini longsor atau bencana lainnya. Jika selama ini bantuan diberikan saat tanggap darurat maka dapat dialihkan dalam bentuk pencegahan bencana dengan peringatan dini.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Penulis