Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Turut Serta Dalam Kegiatan HKB 2021, Warga Desa Gombolharjo Siap Untuk Selamat

Dilihat 80 kali
Turut Serta Dalam Kegiatan HKB 2021, Warga Desa Gombolharjo Siap Untuk Selamat

Foto : Warga mengikuti simulasi evakuasi mandiri dari gempabumi dan tsunami dalam rangkaian kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) di Desa Gombolharjo, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (26/4). (Istimewa)


CILACAP - Gempabumi terjadi dan dirasakan kuat oleh warga Desa Gombolharjo, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (26/4) pada pukul 10.00 WIB. Bumi berguncang, seluruh warga panik seketika berhamburan keluar rumah.

Di tengah kepanikan dari guncangan yang sangat kuat itu, salah seorang warga yang menjadi Pendamping Desa kemudian berinisiatif mengambil kentongan dan memukulnya dengan irama agar dapat didengar masyarakat.

"Tok…tok…tok…! Tok…tok…tok…!”, bunyi kentongan itu lantas menjadi sinyal yang menggiring langkah kaki para warga menuju ke sebuah shelter sebagai Tempat Evakuasi Sementara (TES) dengan dipandu oleh pendamping desa.

Tua, muda, besar, kecil, laki-laki, perempuan semuanya kemudian berbondong-bondong menuju sumber suara kentongan dan mencapai titik lokasi evakuasi sementara dengan tertib sesuai arahan dari pendamping desa.

Selang beberapa saat kemudian, informasi diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diteruskan ke Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada Pendamping Desa Gombolharjo melalui radio HT.

Dari informasi tersebut, disiarkan kabar bahwa baru saja terjadi gempabumi berkekuatan magnitudo 8,8 di kedalaman 17 kilometer dengan jarak 311,60 kilometer dari Cilacap. Menurut BMKG, gempabumi tersebut berpotensi tsunami.

Benar saja. Setelah informasi itu disiarkan, 36 menit kemudian gelombang tsunami setinggi 8,5 meter datang dari muara Sungai Serayu dan menghantam daratan dan rumah-rumah warga.

Kendati permukiman mengalami kerusakan, namun warga Desa Gombolharjo semuanya selamat, karena telah melakukan evakuasi mandiri dengan sigap.

Gambaran dari peristiwa di atas adalah rangkaian dari simulasi kesiapsiagaan warga Desa Gombolharjo dalam kegiatan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2021 bersama BNPB.

Sebanyak kurang lebih 200 warga yang terbagi di tiga titik, masing-masing titik pertama 40 orang, titik kedua 45 orang dan titik ketiga 50 orang turut serta dalam latihan simulasi evakuasi mandiri dari bencana gempabumi dan tsunami.

Usai melakukan latihan, warga Desa Gombolharjo juga mendapat pembekalan terkait informasi lain seputar mitigasi bencana dari Tim BNPB, Tim Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kroya, Senkom Mitra Polri dan Relawan RAPI di Aula Balai Desa Gombolharjo.

Kegiatan HKB 2021 digelar secara serentak di seluruh Indonesia dan Kabupaten Cilacap menjadi tuan rumah pada kegiatan tahun ini. Kegiatan yang diperingati setiap tanggal 26 April ini dilakukan sebagai bentuk penguatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Menurut Ketua Tim Pelaksana HKB 2021 sekaligus Direktur Kesiapsiagaan BNPB Eny Supartini, pemusatan kegiatan HKB 2021 di Kabupaten Cilacap didasarkan dari hasil penilaian tingkat ancaman bencana yang menunjukkan hasil bahwa potensi ancaman gempabumi dan tsunami di wilayah Kabupaten Cilacap cukup tinggi.

Sehingga dari hasil penilaian tersebut kemudian diperlukan upaya peningkatan kapasitas kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana gempabumi dan tsunami.

Di samping itu, Kabupaten Cilacap yang berada di wilayah lingkup Pantai Selatan Pulau Jawa juga telah ditetapkan dalam pertimbangan risiko berdampak luas dalam SK Kepala BNPB Tahun 2021 Nomor 6A.

“Potensi ancaman gempabumi dan tsunami diwilayah Kabupaten Cilacap cukup tinggi,” jelas Eny, Minggu (26/4).

Dalam hal ini, Eny berharap diselenggarakannya kegiatan ini kemudian dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait jalur evakuasi, waktu efektif, aksesbilitas, pembagian peran dan protokol kesehatan.

"Dengan demikian diharapkan hal ini dapat lebih membuat masyarakat lebih siap untuk selamat saat terjadi bencana yang tidak kita inginkan,” kata Eny.

Adapun kegiatan seperti edukasi, sosialisasi hingga simulasi bersama dari bencana gempabumi dan tsunami dilakukan serentak dengan diawali penyalaan sirine sebagai tanda waktu pelaksanaan dimulai.

Dalam hal ini, kegiatan HKB diikuti dan dilaksanakan oleh lintas Kementerian/Lembaga, stakeholder terkait, komunitas, unsur akademisi, relawan, dunia usaha, masyarakat dan peran serta media massa seluruh Indonesia.



Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Penulis


BAGIKAN