Tinjau Terminal 2 Bandara Juanda, Ketua Satgas Pastikan Kesiapan Surabaya Terima Pelaku Perjalanan Luar Negeri
31 Des 2021 03:29 WIB
Foto : Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto (kanan) bersama Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi (kiri rompi merah) meninjau Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, yang menjadi pintu masuk kedatangan penerbangan internasional di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (31/12). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin)
SURABAYA - Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto bersama Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi meninjau Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, yang menjadi pintu masuk kedatangan penerbangan internasional di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (31/12).
Peninjauan tersebut dilakukan guna memastikan prosedur penanganan kedatangan dan kekarantinaan para Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), baik Warga Negara Indonesia (WNI), maupun Warga Negara Asing (WNA) melalui Bandara Juanda, berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 26 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto mengatakan, prosedur kekarantinaan itu penting untuk dilakukan mengingat varian omicron sudah terdeteksi masuk ke Indonesia dari para pelaku perjalanan luar negeri. Melalui prosedur kekarantinaan itu, Suharyanto berharap penularan varian baru itu dapat dicegah dan diantisipasi.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per Rabu (29/12), kasus varian omicron di Tanah Air menjadi 68 setelah ada penambahan sebanyak 21 kasus. Adapun penambahan sebanyak 21 kasus itu ditemukan dari 16 WNI dan 5 WNA yang tiba dari Turki, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
“Kasus omicron yang ada di negara kita sebagian besar dari pelaku perjalanan internasional,” jelas Suharyanto.
“Sehingga kebijakan kekarantinaan ini menjadi kunci supaya potensi masuk dan menularnya Varian Omicron ini bisa kita antisipasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Suharyanto juga menjelaskan bahwa langkah membuka pintu masuk kedatangan perjalanan luar negeri melalui Bandara Internasional Juanda ini dilakukan guna mengurangi beban di Jakarta dan Manado.
Dari dua pintu masuk kedatangan melalui pelabuhan udara itu, pemerintah juga telah menyiapkan tempat-tempat karantina sesuai prosedur seperti Rumah Susun (rusun) Nagrak, Wisma Atlet Kemayoran, Wisma Atlet Pademangan, Rusun Daan Mogot dan Rusun Pasar Rumput di Jakarta, kemudian Rumah Sakit Kitawijaya di Manado.
Kemudian, sesuai dengan SE Satgas Nomor 26 Tahun 2021, karantina ini berlaku 14 hari khusus bagi pelaku perjalanan internasional dari 13 negara yang meliputi Afrika Selatan, Bostwana, Norwegia, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namimbia, Eswatini, Lesotho, Inggris dan Denmark. Kemudian karantina selama 10 hari bagi mereka yang di luar dari negara-negara itu.
"Seminggu ini sudah dilakukan penyiapan mulai kedatangan, perjalanan, tempat karantina dan lain-lain. Saat ini sudah tersedia 1.900 tempat tidur dan bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan,” pungkas Suharyanto.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB