Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Tinjau Pengungsian Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Kepala BNPB Minta Kelompok Rentan Dipisah Dari yang Lebih Muda

Dilihat 86 kali
Tinjau Pengungsian Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Kepala BNPB Minta Kelompok Rentan Dipisah Dari yang Lebih Muda

Foto : Kepala BNPB Doni Monardo (tiga dari kanan menggunakan masker putih) dalam kunjungannya untuk meninjau pengungsian dan penanganan erupsi Gunungapi Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT)., Rabu (2/12). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin)


LEMBATA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menghimbau kepada Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar memberi penanganan yang lebih baik kepada para pengungsi Gunungapi Ili Lewotolok, khususnya bagi mereka yang masuk dalam kelompok rentan.

Dalam kunjungan kerja untuk meninjau pengungsian dan penanganan erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Doni melihat bahwa pemkab sudah memberikan layanan yang cukup baik.

Namun, dia masih menemukan adanya beberapa hal yang harus diperbaiki, salah satunya adalah masalah penanganan kesehatan dan keselamatan para pengungsi.

Dalam hal ini Doni meminta agar para warga pengungsi kelompok rentan dapat dipisahkan dari mereka yang berusia muda.

Menurut Doni, hal itu harus dilakukan, sebab selain menghadapi ancaman bencana alam, para pengungsi saat ini juga menghadapi bencana non alam, yakni pandemi COVID-19.

“Saya himbau kepada Pemkab agar bisa memisahkan antara kelompok rentan dengan yang muda. Karena kita menghadapi bencana alam namun juga dalam situasi bencana non alam,” kata Doni, Rabu (2/12).

Sebagaimana diketahui bahwa kelompok rentan memiliki risiko yang lebih berat apabila terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Adapun kelompok rentan tersebut meliputi usia lanjut, penderita penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, balita dan anak-anak

Apabila hal tersebut tidak segera ditangani dengan baik, maka dapat mengancam keselamatan jiwa masyarakat lainnya.

“Karena kelompok rentan ini sangat berisiko kalau terpapar itu bisa membahayakan keselamatan jiwa,” kata Doni.

“Jadi tidak hanya mengurusi ancaman terhadap erupsi gunungapi, tapi kita juga harus bisa melindungi warga negara dan masyarakat dari pandemi COVID-19,” imbuhnya.


Negara Hadir untuk Keselamatan Masyarakat


Kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo bersama Anggota Komisi VIII DPR RI, M Ali Taher dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi di lokasi pengungsian erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata tersebut juga sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat untuk memberikan dukungan.

“Pemerintah pusat hadir tengah masyarakat yang terdampak bencana di Kabupaten Lembata, akibat dari erupsi Gunungapi Ili Lewotolok,” jelas Doni.

Sebagaimana menurut catatan yang diterima Doni bahwa sudah ada sebanyak 7.968 orang yang sudah mengungsi di 7 titik pengungsian.

Dari data tersebut, Doni juga menekankan agar Pemkab Lembata sebagai pemegang tongkat komando dapat bekerja lebih keras lagi bersama seluruh komponen demi keselamatan jiwa.

Hal itu sebagaimana yang selalu menjadi arahan Presiden Joko Widodo bahwa keselamatan masyarakat menjadi hukum yang tertinggi.

“Tidak boleh ada korban jiwa, oleh karenanya perlu adanya kerja keras dari seluruh komponen,” kata Doni.

“Keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi, Salus Populi Suprema Lex,” tutup Doni.




Dr. Raditya Jati

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN