Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Tingkatkan Kapasitas BPBD Se-Sulawesi Tengah, BNPB Gelar Pelatihan Pengambilan Data Menggunakan Wahana Nirawak

Dilihat 55 kali
Tingkatkan Kapasitas BPBD Se-Sulawesi Tengah, BNPB Gelar Pelatihan Pengambilan Data Menggunakan Wahana Nirawak

Foto : Abdul Muhari Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi Kebencanaan BNPB (kanan) bersama dengan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah dalam acara Pendampingan Pengelolaan Data Bencana dan Sistem Informasi Menggunakan Wahana Nirawak untuk Kaji Cepat di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (28/9) (Komunikasi Kebencanaan BNPB / M Arfari Dwiatmodjo)

PALU - Penggunaan teknologi dapat mempermudah proses penanggulangan bencana, salah satunya dengan pemanfaatan wahana nirawak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan melakukan Pendampingan Pengelolaan Data Bencana dan Sistem Informasi Menggunakan Wahana Nirawak untuk Kaji Cepat di Provinsi Sulawesi Tengah. Wahana nirawak selain dapat digunakan sebagai dokumentasi foto dan video, dapat dimanfaatkan untuk pembuataan peta. 

Dalam sambutannya Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari Ph,D menyampaikan, wahana nirawak dapat digunakan untuk seluruh fase penanggulangan bencana, oleh karena itu perlu untuk terus menerus dipraktekan agar terbiasa menggunakannya dan dapat menghasilkan hasil yang baik. 

"Wahana nirawak dapat dimanfaatkan pada seluruh fase bencana, sebelum bencana dipergunakan untuk pengkajian resiko bencana, saat bencana untuk pemetaan daerah terdampak, dan pada pasca bencana dapat difungsikan untuk memantau proses rehabilitasi dan rekonstruksi," ujar Abdul Muhari saat membuka acara di Kota Palu, Selasa (28/9). 

Lebih lanjut Aam sapaan akrab Abdul Muhari menjelaskan, pemanfaatan wahana nirawak sangat dibutuhkan untuk mengefektifkan penanganan bencana. 

"Kami mengadakan pelatihan wahana nirawak, agar ketika di daerah terjadi bencana, teman-teman dapat melakukan pemetaan dengan cepat, sehingga BNPB dapat mengestimasi bantuan yang akan diberikan, mengetahui lokasi terdampak dan tantangan apa dalam perjalanan menuju lokasi," jelasnya. 

Sementara itu, Datu Pamusu yang menjabat sebagai Kepala Pelaksana Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah mengatakan, hasil dari pemanfaatan wahana nirawak sangat penting untuk memperkuat data bencana. 

"Data itu sangat penting buat kita terutama data yang berkaitan tentang kebencanaan, karena kalau data kita bermasalah data yg tidak terupdate setiap saat bisa juga implikasinya salah, fungsi wahana nirawak untuk melengkapi pendataan terkait kebencanaan," imbuhnya. 

Peserta kegiatan ini adalah 34 orang dari perwakilan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah, menghadirkan narasumber dari BNPB, Komunitas Drone APDI, AirNAV dan LIPI. 

Kegiatan digelar pada 28 September - 1 Oktober 2021 diisi dengan pemberian materi di dalam kelas tentang pengelolaan data dan informasi kebencanaan, praktek penggunaan dan perizinan pengoperasian wahana nirawak, pengolahan foto dan video hasil wahana nirawak, serta penyajian data informasi melalui infografis.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 


Penulis


BAGIKAN