Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Tim Gabungan Lakukan Upaya Penanganan Banjir dan Longsor di Luwu, Sulawesi Selatan

Dilihat 102 kali
Tim Gabungan Lakukan Upaya Penanganan Banjir dan Longsor di Luwu, Sulawesi Selatan

Foto : Tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan pada Selasa (10/5) pukul 15.00 WITA. (BPBD Kabupaten Luwu)



JAKARTA – Tim gabungan bekerjasama untuk menangani banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan pada Selasa (10/5) pukul 15.00 WITA. Tim gabungan ini terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, TNI-POLRI, Pemerintah Daerah, relawan, masyarakat dan lintas unit terkait.

Banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi berdampak di lima desa. Daerah yang mengalami dampak kejadian ini yakni Desa Kadundung, Desa Paragusi yang terletak di Kecamatan Latimojong, Desa Bolong, Desa Ilan Batu di Kecamatan Walenrang Barat dan Desa Pimpengan Tengah di Kecamatan Lamasi.

BPBD Kabupaten Luwu melaporkan terdapat 80 unit rumah terdampak, dan 1 unit rumah mengalami rusak berat. Selain itu, peristiwa ini juga mengakibatkan tertutupnya akses jalan antara Desa Kadundung dengan Desa Paragusi akibat tertutup longsor.

Kondisi saat ini dilaporkan bahwa banjir sudah surut. Untuk akses jalan yang tertutup, kini sudah bisa dilewati, setelah sebelumnya sempat menghambat mobilitas warga antar desa.

Berdasarkan prakiraaan daerah potensi banjir Sulawesi Selatan Dasarian II Mei 2022 wilayah Kabupaten Luwu meliputi Kecamatan Larompong dan Larompong Selatan memiliki potensi banjir tergolong menengah. Lebih lanjut, Kecamatan Bajo, Bajo Barat, Belopa, Bua, Lamasi, Lamasi Timur, Latimojong, Ponrang, Suli, Suli Barat, Walenrang, Walenrang Barat, Walenrang Timur, Walenrang Utara memiliki potensi banjir tergolong rendah.

Menyikapi prakiraan daerah potensi banjir dari BMKG, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi. Selain itu, dihimbau untuk warga yang tinggal lereng bukit atau dataran rendah untuk waspada terjadi tanah longsor apabila intensitas hujan tinggi terus terjadi. Gerakan susur sungai juga dapat dilakukan sebagai langkah prefentif guna mengantisipasi sampah atau ranting yang dapat menghalangi laju air saat terjadi hujan.


Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN