Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Tetap Berolahraga di Tengah Pandemi COVID-19

Dilihat 48 kali
Tetap Berolahraga di Tengah Pandemi COVID-19

Foto : General Manajer Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman (Humas BNPB / M Arfari Dwiatmodjo)


JAKARTA - Olahraga merupakan aktivitas yang bermanfaat untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Aktivitas ini dapat juga menjadi hiburan bagi yang melakukannya. Namun, di masa pandemi ini masyarakat yang biasanya berolahraga bersama dapat menjalaninya secara terbatas. Tetap berolahraga di rumah adalah cara terbaik untuk sehat dan tidak terpapar COVID-19.

Masyarakat yang ingin berolahraga bersama tetap dapat melakukan dengan berbagai syarat. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga mengeluarkan surat edaran dengan Nomor 6.11.1 Tahun 2020 Tentang Protokol Kesehatan Pencegahan Penularanan COVID-19 pada kegiatan Kepemudaan dan Keolahragaan. Pada surat edaran tersebut, beberapa kegiatan olahraga di tempat umum sudah dapat dilakukan kembali, tentunya dengan berbagai syarat. Hal serupa juga diterapkan para atlet profesional seperti di bidang sepak bola untuk terus menjaga stamina dan mengasah kemampuan.

General Manajer Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman mengatakan bahwa pesepak bola profesional telah dapat kembali berolahraga dengan mengikuti protokol kesehatan.

"Pada masa transisi ini, sudah banyak pesepak bola yang beraktivitas dan berolahraga di lingkungannya masing-masing dengan mentaati protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan cuci tangan ketika akan ke lapangan," ucap Ponaryo saat dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Minggu (21/6).

Ponaryo yang juga mantan kapten tim nasional Indonesia mengingatkan agar selalu mentaati protokol kesehatan dalam berolahraga agar tidak muncul klaster baru dari lapangan sepak bola. 

"Bagi yang berolahraga agar berhati-hati dan menjaga protokol kesehatan seperti memakai masker, tidak jabat tangan dan tidak berangkulan saat selebrasi, agar tidak muncul klaster baru dari lapangan sepak bola," ujarnya.

Ponaryo berpesan, “Jika ingin berolahraga dan melihat para atlet beraksi kembali, perlu adanya kedisipilan dari kita semua.”

"Jika pengen berolahraga dan atlet-atlet ini beraksi lagi itu tergantung kita semua. Bukan hanya atletnya saja tapi tergantung kita semua. Publik juga harus disiplin untuk jaga jarak sehingga semua bisa kembali dan atlet-atlet juga bisa berkompetisi kembali," tambah Ponaryo.

Sementara itu, atlet bulutangkis Indonesia Jonathan Christie menceritakan pengalaman selama di pemusatan latihan nasional (pelatnas) Indonesia. Para atlet menjalani lockdown lokal semenjak pandemi COVID-19.  

"Para atlet di pelatnas diberlakukan lockdown sehingga tidak ada yang diperbolehkan keluar masuk dan rutin melakukan rapid test," kata Jojo sapaan akrabnya melalui ruang digital.

Menyikapi masih adanya pandemi, Jojo berpesan kepada masyarakat untuk berolahraga di rumah saja dan tidak dilakukan di tempat umum. "Lebih baik olahraga di tempat pribadi dan tidak berada di tempat umum untuk menghindari tertular COVID-19, namun jika harus olahraga di luar rumah untuk tetap mentaati protokol kesehatan," ungkap Jojo, peraih medali emas Asian Games 2018. 

Pada kesempatan yang sama, atlet basket Dimaz Muharri mengatakan bahwa di masa pandemi COVID-19 ini para pecinta basket bisa berlatih di rumah. Namun jika ingin berlatih di luar bersama rekan, kita harus yakin bahwa teman lain dalam keadaan sehat dan tidak terindikasi tertular COVID-19. 

"Latihan fisik aja di rumah, jika ingin latihan di luar rumah harus yakin teman yang diajak bermain dalam keadaan sehat kalau bisa sudah melakukan swab tes," pungkasnya.

Syarat ketat juga diterapkan untuk cabang olahraga renang. Peraih 5 medali emas Sea Games I Gede Siman Sudartawa menyatakan bahwa atlet renang sudah dapat berlatih kembali ke kolam renang. Namun kolam untuk berlatih tersebut belum terbuka untuk umum. Menurutnya, apabila kolam renang dibuka untuk umum, syarat keamaan dan protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat. 

"Latihan tiga sampai empat kali seminggu di kolam yang tidak dibuka untuk umum. Nantinya masyarakat tetap menggunakan masker dan cek suhu tubuh sebelum memasuki kolam, perlintasan renang diberikan agar virusnya tidak menular," tutup Gede Siman.



Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional


Penulis


BAGIKAN