Susur Sungai Upaya Cegah Potensi Bahaya Banjir Bandang
13 Okt 2020 00:40 WIB
Foto : Alur terjadinya banjir bandang (Istimewa)
JAKARTA – Fenomena La Nina patut di awal musim hujan perlu diwaspadai bersama. Potensi bahaya hidrometeorologi berpeluang besar terjadi di wilayah Indonesia. Informasi prakiraan cuaca dan dampak La Nina telah dapat diakses sehingga sejak dini semua pihak dapat melakukan upaya pencegahan sejak dini.
Salah satu upaya pencegahan banjir bandang yang dapat dilakukan oleh komunitas yakni susur sungai. Susur sungai merupakan aktivitas menyusuri sungai untuk melihat sepanjang daerah aliran sungai terdapat hambatan atau sumbatan yang dapat memicu terjadinya banjir atau banjir bandang.
Dalam pelaksanaan susur sungai, Prof. Agus Maryono dari Universitas Gadjah Mada menyampaikan perlunya kesiapan yang matang dan dilakukan oleh orang dewasa dengan dukungan peralatan keselamatan yang mencukupi serta menekankan faktor keamanan. Menurutnya susur sungai ini tidak dilakukan di tengah sungai tetapi di pinggir.
“Selama melakukan susur sungai, kita memantau kondisi apakah ada obstacle atau sumbatan. Kita dapat teruskan ke bagian atas (hulu) dan kalau perlu menggunakan drone,” ujar Agus dalam diskusi melalui ruang digital pada Minggu (11/10).
Melalui gerakan susur sungai, Agus berharap banjir bandang dapat dihindari.
“Kita menghilangkan terlebih daerah hulu sehingga jalan sungai itu bagus,” tambahnya.
Pemerintah daerah dan masyarakat patut waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir dan banjir bandang. Catatan historis terkait dampak La Nina umumnya 40 persen curah hujan di atas batas normal.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksi sudah memasuki musim hujan pada Oktober 2020 (34.8%) dan November 2020 (38.3%) yaitu di sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian barat, Gorontalo, sebagian besar Sulawesi Utara, Maluku Utara, Pulau Buru bagian utara, Papua barat bagian utara, dan Papua bagian tengah.
Manfaat Lain Susur Sungai
Di sisi lain, Agus menyampaikan manfaat susur sungai di tengah upaya pencegahan menghadapi bahaya hidrometeorologi. Menurutnya penanggulangan bencana dapat menjadi pengungkit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat tersebut tidak hanya pada aspek sosial tetapi ekonomi dan ekologi. Ia mencontohkan salah satu komunitas di Ambon yang rajin melakukan susur sungai. Komunitas di sana menjadikan Sungai Batu Bulan menjadi bersih dan sehat. Sungainya dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan tidak ada banjir bandang.
“Sembari susur sungai kita melihat ada pemandangan indah mana itu, ada tempat eksotis ini bisa dijadikan obeyek wisata,” tambah Agus.
Ia juga mencontohkan obyek wisata serupa di Yogyakarta, seperti Sungai Tujuh Bulan yang dijadikan sebagai tempat wisata. Namun, Agus menekankan pada pemanfaatan sungai sebagai tempat wisata dengan memperhatikan faktor keamanan. Misal saat musim hujan, jangan melakukan aktivitas di tengah sungai. Faktor keamanan dan keselamatan harus sangat diperhatikan oleh pengelola tempat wisata tersebut.
Di samping tempat wisata, sungai dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Agus mencontohkan aktivitas yang dilakukan di Sungai Gadjah Wong. Salah satu warga memanfaatkannya hingga mendapatkan panenan ikan yang luar biasa.
Dengan kata lain, aktivitas susur sungai dapat dimanfaatkan juga untuk mengembangkan wisata sungai yang mampu menghasilkan pendapatan bagi warga maupun komunitas sekitar. Namun dengan catatan, wisata tersebut dilakukan dengan memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan bagi masyarakat.
Melalui sungai yang terjaga, masyarakat dapat memanfaatkan sungai untuk wisata, perikanan, pertanian dan sumber air bersih.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB