Situasi Kondusif, Warga Beka Kembali Beraktivitas Pascabanjir Bandang Sigi
27 Mar 2021 22:33 WIB
Foto : Banjir telah surut setelah sehari sebelumnya, Jumat (26/3), banjir bandang melanda Desa Beka, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. (BPBD Kabupaten Sigi)
JAKARTA – Banjir telah surut setelah sehari sebelumnya, Jumat (26/3), banjir bandang melanda Desa Beka, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Kondisi ini mendorong warga setempat beraktivitas kembali.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi melaporkan bahwa bencana telah ditangani dengan baik. Hal tersebut diselenggarakan oleh berbagai pihak termasuk dukungan dari masyarakat. BPDB melaporkan pada siang ini, Sabtu (27/3), jalan sudah dibersihkan dan dapat dilewati kendaran secara lancer.
Di samping itu, BPBD Kabupaten Sigi menginformasikan bahwa pihaknya masih mengoperasikan dapur umum di dua titik. Pengaktifan dapur umum untuk melayani warga yang masih mengungsi karena banjir tersebut. BPBD mencatat sebanyak 292 KK atau 899 jiwa masih mengungsi.
Data kerusakan tercatat kerugian material berupa rumah rusak berat 2 unit, rusak sedang 75 dan rusak ringan 215. Dampak kerugian lain yaitu 1 unit kantor desa, 2 unit PAUD, 1 unit sekolah dasar, 1 unit masjd dan jalan sepanjang 800 meter tertimbun material yang terbawa banjir.
Insiden ini dipicu oleh luapan debit air Sungai Kalipondo pada Jumat (26/3), pukul 20.30 WIB.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, pada hari ini (27/3), wilayah Sulawesi Tengah masih berpotensi hujan lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang. Pada aplikasi Info BMKG, Kecamatan Marawola masih berpotensi hujan ringan pada malam hari. Sementara itu, berdasarkan analisis InaRISK, kecamatan ini termasuk 12 kecamatan di Kabupaten Sigi yang berpotensi banjir dan banjir bandang.
Menyikapi potensi ke depan, masyarakat diharapkan untuk selalu waspada dan tetap siaga dalam menghadapi bahaya banjir dan banjir bandang. Identifikasi bersama anggota keluarga atau komunitas terkait potensi bahaya di wilayah. Apabila berada di daerah hilir, masyarakat dapat saling menginformasikan terkait kondisi hujan di wilayah hulu. Hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama dapat memicu terjadinya banjir.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB