Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

SINABUNG TERUS ERUPSI MESKI SUDAH 115 KALI MELETUS

Dilihat 352 kali
SINABUNG TERUS ERUPSI MESKI SUDAH 115 KALI MELETUS

Foto : SINABUNG TERUS ERUPSI MESKI SUDAH 115 KALI MELETUS ()

Sejak Sabtu (4/1) hingga sekarang Gunung Sinabung terus menerus meletus. PVMBG melaporkan hingga Senin siang (6/1) sudah terjadi 115 kali erupsi G. Sinabung sejak Sabtu lalu. Aktivitas gunung masih sangat tinggi. Dalam dua hari terakhir yaitu 4-5 Januari terjadi erupsi sebanyak 106 kali, gempa hybrid 1.545 kali, dan guguran awan panas sebanyak 426 kali. Gempa hybrid yang mencapai ribuan kali tersebut menandakan bahwa suplai magma ke permukaan masih berlangsung secara intensif. Bahkan kondisi kubah lava terlihat sudah mulai ada yang meluber ke arah timur guguran baru sejauh 500 meter. Apabila supai dari bawah masih berlangsung maka  guguran awan panas panas akan masih berlangsung menerus dan dapat meluber ke arah timur. Akibat lain letusan yang terjadi akan disertai dengan lontaran material (2-6 cm)  dalam radius 5 km. Hingga saat ini luncuran awan panas ke arah tenggara-selatan dengan jarak hingga mencapai 4,5 km. Letusan Sinabung yang menerus tersebut menyebabkan pengungsi terus bertambah.

Saat ini pengungsi berjumlah 21.893 jiwa (6.815 KK) tersebar di 33 titik pengungsian. Sebanyak 1.204 jiwa, 179 ibu hamil, dan 606 bayi ikut mengungsi. Pengungsi berasal dari 25 desa dari 4 kecamatan di Kab. Karo.

Seiring dengan perpanjangan masa tanggap darurat hingga 18 Januari 2014, Komandan Tanggap Darurat terjadi pergantian Komandan Tanggap Darurat (KTD). Saat ini KTD  dijabat oleh Kepala Dinas Perhubungan Karo. Kolonel Prince Meyer Putong yang sebelumnya menjabat Dandim Karo selaku KTD, saat ini sebagai Waaslog Kodam Bukit Barisan.

Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Status Sinabung tetap Awas (level IV) dengan radius 5 km dan 7 km di sisi tenggara jalur awan panas harus dikosongkan penduduknya. Adanya material abu dan pasir vulkanis di sisi tenggara dan selatan dapat berpotensi menjadi lahar dingin jika hujan berintensitas tinggi. Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Penulis


BAGIKAN