Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

SINABUNG MELETUS KELUARKAN AWAN PANAS

Dilihat 345 kali
SINABUNG MELETUS KELUARKAN AWAN PANAS

Foto : SINABUNG MELETUS KELUARKAN AWAN PANAS ()

Gunungapi Sinabung kembali meletus pada Selasa (5-11-2013) pukul 14:23 wib selama 20 menit. Tinggi abu vulkanik letusan 3.000 m dari kawah dan terbawa angin ke barat daya. Terdengar bunyi gemuruh hingga pos pengamatan berjarak 8,5 km dari G. Sinabung.PVMBG Badan Geologi melaporkan ke Posko BNPB pada pukul 14:31 Wib teramati awan panas meluncur dari lereng sejauh 1 km ke arah tenggara. Ini adalah pertama kali awan panas keluar dari kawah G. Sinabung sejak meletus September 2013 yang lalu. Tidak ada korban terkait awan panas ini karena masyarakat telah mengungsi.

Jumlah pengungsi hingga saat ini masih 1.681 jiwa. Pengungsi tersebar di 4 titik, yaitu:
 1. Los Pekan Tiga Ndreket dari Desa Mardinding sebanyak 891 jiwa
2. GBKP Payung 292 jiwa berasal dari Desa Sukameriah
3. Mesjid Payung 110 jiwa berasal dari Desa Sukameriah
4. Jambur Namanteran 388 jiwa berasal dari Desa Bekerah 152 jiwa dan Desa Simacem 236 jiwa.

Kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi hingga saat ini. Masa tanggap darurat selama 7 hari (3-9 Nov 2013).

Aktivitas G. Sinabung masih sangat tinggi. Status tetap Siaga (level III). Radius 3 km diminta tidak ada aktivitas masyarakat. Warga di 4 desa yaitu Desa Sukameriah, Simacem, Bekerah dan Mardinding diminta untuk mengungsi ke tempat yang aman. Dengan adanya luncuran awan panas maka masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan.

Erupsi masih berpotensi terjadi, dan abu letusannya dapat mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak. Sehubungan sudah memasuki musim hujan sejak beberapa hari terakhir dan aktivitas hujan hampir terjadi setiap hari, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung di Desa Sukameriah sampai dengan Desa Bekerah, Desa Kutagugung dan Desa Sigarang-garang agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar.
 
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Penulis


BAGIKAN