Simulasi Gempabumi Guncang Yanaya: AHA Centre Terjunkan ERAT
26 Jun 2015 17:10 WIB
Dilihat 340 kali
Foto : Simulasi Gempabumi Guncang Yanaya: AHA Centre Terjunkan ERAT ()
Gempabumi yang terjadi pada pukul 13.10 waktu setempat dan berpusat 150 km timur laut Bekario mengakibatkan jatuh korban jiwa, kerusakan rumah serta fasilitas umum, seperti jalan dan jembatan. Ratusan ribu masyarakat kehilangan tempat tinggal. Pemerintah Yanaya masih melakukan pendataan untuk jumlah korban meninggal dan luka-luka.
Peristiwa di atas merupakan skenario simulasi latihan dalam rangkaian 5th Induction Course ASEAN ERAT yang berlangsung pada 19 - 29 Juni 2015 di Bogor dan Sentul, Jawa Barat. Sebelum simulasi latihan di Indonesia Disaster Relief Training Ground (Ina DRTG), peserta mendapatkan pelatihan dengan berbagai materi terkait panduan ASEAN ERAT, kaji cepat, media, logistik, webeoc, dan manajemen stress.
ASEAN ERAT merupakan simbol solidaritas di antara negara-negara ASEAN. Di samping itu, ASEAN ERAT menjadi aktualisasi dari hubungan emosial, khususnya ketika salah satu negara di kawasan ASEAN mengalami bencana. “It is about professionalism”, tambah Said Faisal, Direktur Eksekutif AHA Centre pada acara pembukaan pelatihan beberapa waktu lalu. Said mengatakan bahwa profesionalitas sangat penting dalam mewujudkan fungsi ERAT di lokasi bencana sehingga memberikan nilai lebih untuk negara yang terpapar bencana.
Peran ASEAN ERAT adalah membantu pemerintah, khususnya lembaga yang bergerak di bidang bencana atau National Disaster Management Office (NDMO), yang terdampak bencana di kawasan ASEAN. Sementara itu, fungsi ASEAN ERAT mencakup empat hal, yaitu melakukan kaji cepat, mengestimasi skala dan dampak bencana, mengumpulkan informasi dan melaporkan kebutuhan terhadap penduduk terpapar, dan melakukan koordinasi dengan AHA Centre terkait respon darurat.
Pelatihan yang dipersiapkan untuk melatih personil ERAT berasal dari perwakilan pemerintah dan non-pemerintah dari negara-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Perwakilan lembaga pemerintah yang bergerak di bidang penanggulangan bencana berasal dari Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam, sedangkan beberapa lembaga non-pemerintah mengirimkan perwakilan, seperti dari Sekretariat ASEAN, Palang Merah Indonesia (PMI) dan lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam AADMER Partnership Group (APG). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan tiga perwakilan dari Kedeputian Penanganan Darurat dan Pusat Data, Informasi dan Humas.
Induction Course ini terselenggara atas dukungan BNPB, United Nations Office of Humanitarian Affairs (UNOCHA), APG, Australian Aid (AusAid) , JAIF, Singapore Civil Defense Force (SCDF), IFRC dan Channel News Asia.
Penulis