Setiap Pendatang di Babel Dilacak Pergerakannya Pakai Aplikasi Fight COVID-19
24 Apr 2020 18:55 WIB
Foto : Staf khusus Gubernur Bangka Belitung Prof. Dr. Ir. Saparudin (Humas BNPB / M Arfari Dwiatmodjo)
JAKARTA - Setiap pendatang yang baru tiba di Provinsi Bangka Belitung (Babel) dari daerah lain dilacak pergerakannya menggunakan aplikasi karya pemuda setempat bernama Fight COVID-19 untuk membantu memantau riwayat perjalanan.
Staf khusus Gubernur Bangka Belitung Prof. Dr. Ir. Saparudin dalam dalam keterangannya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Jumat (24/4), mengatakan petugas dari pemerintah provinsi telah melacak warga Babel yang baru datang dari luar daerah dengan menggunakan aplikasi Fight COVID-19 dan memakai gelang penanda.
Saparudin mengatakan telah memasangkan gelang penanda dan aplikasi tersebut pada sekelompok orang yang baru datang dari Palembang ke Pulau Bangka menggunakan kapal laut. Padahal sebelumnya Bangka Belitung sudah membatasi perlayaran kapal laut hanya untuk logistik dan penerbangan pesawat hanya satu jadwal sehari ke Provinsi Bangka Belitung.
"Tim kita harus ke sana melakukan pemanduan pada mereka yang masuk untuk install aplikasi, pasang gelang supaya bisa terus terpantau. Kami harapkan mereka tetap ada di rumah, supaya kalau mereka carrier, tetap ada di rumah selama 14 hari," kata Saparudin.
Pengembang aplikasi Fight COVID-19 Ahmad Alghozi mengatakan sistem kerja pelacakan orang-orang yang baru datang dari luar daerah, ataupun Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), atau bahkan pasien positif COVID-19 yang tanpa gejala dengan menggunakan data lokasi atau GPS yang ada di ponsel.
Aplikasi Fight COVID-19 buatan Alghozi dengan tiga orang rekannya akan meminta persetujuan pengambilan data GPS. Setiap pergerakan seseorang yang dipantau ketika membawa ponselnya akan terlacak dan disimpan dalam server yang telah disiapkan oleh Pemprov Bangka Belitung.
Sementara gelang penanda yang dipasangkan pada para pendatang, kata Alghozi, untuk efek psikologis bagi orang-orang yang dipantau agar tidak keluar rumah dan tetap karantina mandiri selama 14 hari setelah hari kedatangannya dari luar daerah.
Saparudin mengatakan Pemprov Bangka Belitung sudah menyiapkan server untuk menampung data pergerakan orang-orang yang dipantau dari aplikasi Fight COVID-19. Sehingga apabila ada seseorang yang baru tiba di Babel berasal dari daerah episentrum mendapati gejala COVID-19, riwayat perjalanan orang tersebut akan dilacak melalui data dan setiap orang yang ditemuinya segera dilakukan tes.
"Harus siapkan server karena datanya besar, history-nya harus disimpan. Kalau pada H-10 dia ada gejala, H1-H10 harus disimpan supaya bisa tracking, dan temui orangnya untuk dites," kata Saparudin.
Selain tujuan utama aplikasi Fight COVID-19 untuk melacak pergerakan orang, aplikasi itu juga terdapat berbagai informasi mengenai virus corona baru tersebut. Beberapa informasi yang disajikan seperti data kasus COVID-19 di Indonesia dan dunia, data rujukan RS tiap daerah, nomor kontak darurat, skrining COVID-19 secara mandiri, dan berbagai informasi pencegahan virus corona lainnya.
Agus Wibowo
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB