Sebanyak 8.544 Jiwa Terdampak Banjir di Kota Palangkaraya
21 Nov 2022 14:59 WIB
Foto : Banjir yang melanda Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Senin (14/11). (BPBD Kota Palangkaraya)
JAKARTA – Sebanyak 8.544 jiwa terdampak banjir yang melanda Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Senin (14/11). Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur hingga genangan air masuk ke daerah pemukiman warga.
Tercatat banjir melanda empat kecamatan wilayah administratif Kota Palangkaraya yakni Kecamatan Pahandut, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sabangau dan Kecamatan Bukit Batu. Sedikitnya terdapat 1.733 unit rumah, 19 fasilitas ibadah, 2 unit kantor kelurahan, 21 unit fasilitas pendidikan dan 5 unit fasilitas kesehatan terdampak atas kejadian ini.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, berdasarkan hasil asesmen per Jumat (18/11) banjir masih menggenang di sejumlah wilayah. Pantauan visual menyebutkan, debit air di masing-masing kelurahan mengalami kenaikan berkisar antara 5 hingga 60 sentimeter.
Pengerahan perahu karet juga dilakukan BPBD Kota Palangkaraya guna mengevakuasi warga ke dataran tinggi. Selain itu, BPBD juga telah mendirikan posko untuk pengungsian, pelayanan kesehatan dan dapur umum.
Hujan dengan intensitas ringan juga masih berpeluang terjadi di Kota Palangkaraya. Hal ini sebagaimana prakiraan cuaca dari BMKG hingga Minggu (20/11). Tim gabungan yang terdiri dari Unsur TNI-Polri, BPBD, Pemerintah Daerah dan masyarakat bersama-sama melakukan penanganan darurat dan monitoring kenaikan debit air.
Menindaklanjuti informasi ini, BNPB mengimbau masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
Hasil pengkajian secara mendalam mengenai penyebab terjadinya risiko banjir, dapat dirumuskan dengan baik, sehingga dapat dibentuk upaya mitigasi jangka pendek dan jangka panjang. Salah satunya melalui kegiatan penguatan mitigasi berbasis vegetasi. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan daerah tangkapan hujan yang optimal dan memperluas daerah resapan air dimasa yang akan datang.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB