Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Sebanyak 535 Rumah Warga Kabupaten Pesawaran Terdampak Banjir

Dilihat 173 kali
Sebanyak 535 Rumah Warga Kabupaten Pesawaran Terdampak Banjir

Foto : Kondisi rumah warga yang terdampak banjir di wilayah Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Selasa (8/11). (BPBD Kabupaten Pesawaran)



JAKARTA - Hujan lebat mengguyur wilayah Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sejak Selasa (8/11) sekitar pukul 17.00 WIB. Kondisi tersebut menyebabkan sungai Way Punduh meluap hingga dua desa di Kecamatan Punduh Panda, Kabupaten Pesawaran terendam banjir. 

Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran mencatat sebanyak 535 KK terdampak di desa Sukamaju dan Desa Pagar Jaya, Kecamatan Punduh Pedada. Selain itu, 10 unit rumah rusak berat, 3 unit rumah rusak ringan, 3 unit fasilitas pendidikan, 1 unit fasilitas kesehatan dan 1 unit jembatan rusak berat.

Untuk mempercepat penanganan darurat, BPBD Kabupaten Pesawaran bersama unsur TNI, Polri dan lintas instansi terkait telah berada di lokasi kejadian untuk melakukan kaji cepat, memberikan bantuan logistik mendirikan pos pengungsi sementara dan melakukan pendataan dan koordinasi lebih lanjut terkait percepatan penanganan banjir tersebut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara pagi menjelang siang hari hingga malam hari di sebagian wilayah Kabupaten Pesawaran per tanggal 10 hingga 12 November 2022.

Kajian inaRisk turut menunjukan Kabupaten Pesawaran memiliki bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 11 kecamatan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta pemerintah daerah melaksanakan strategi penanggulangan bencana, mulai dari masa pra-bencana, tanggap darurat dan pascabencana.

Kesiapan personel dengan kapasitas dan kompetensi di bidang penanggulangan bencana, penyusunan rencana kontijensi, serta persiapan perangkat dan peralatan teknis lainnya harus diperihatikan. Hal ini menjadi indikator kesiapan dan kekuatan setiap daerah dalam penanggulangan bencana.

Pada fase tanggap darurat, Suharyanto menyebutkan pemerintah daerah dapat melakukan kajian terkait masalah dan kebutuhan apa saja yang masih harus dimaksimalkan sehingga mampu meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana yang akan datang. 

Selain itu, Ia juga mengingatkan kepala daerah agar secara berkala melakukan patroli rutin, khususnya di daerah aliran sungai dan lereng-lereng, untuk melihat dan memonitor kondisi lapangan guna pencegahan dan mitigasi sebelum terjadi bencana.

Khusus bagi masyarakat, apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.

Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN