Sebanyak 32 Rumah Warga Blora Terdampak Angin Kencang
12 Jan 2022 18:14 WIB
Foto : Giat pembersihan material rumah rusak akibat angin kencang di wilayah Kabupaten Blora, Selasa (11/1). (BPBD Kabupaten Blora)
JAKARTA – Angin kencang terjadi di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Selasa (11/1), pukul 17.30 WIB. Sebanyak 32 rumah warga terdampak peristiwa yang berlangsung bersamaan dengan hujan intensitas tinggi tersebut.
Wilayah terdampak angin kencang berada pada tiga desa di tiga kecamatan, yaitu Desa Klagen di Kecamatan Kedungtuban, Desa Ngelunger di Kecamatan Krandenan dan Desa Jurang Jero di Kecamatan Bogorejo. Kejadian ini tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa atau warga mengungsi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora membantu warga yang rumahnya terdampak.
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk waspada dan siap siaga. Berdasarkan prakiraan cuaca pada esok hari (13/1) wilayah kecamatan Kedungtuban berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Demikian juga untuk wilayah Kecamatan Kranden, sedangkan Kecamatan Bogorejo berpeluang hujan ringan hingga sedang.
Warga diharapkan tidak hanya waspada terhadap potensi bahaya angin kencang tetapi juga bahaya hidrometeorologi basah lainnya, seperti banjir. Sebanyak 16 kecamatan berpotensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi di kabupaten ini. Wilayah kecamatan terdampak angin kencang termasuk dalam 16 wilayah yang memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori tersebut.
Potensi Dampak Siklon Tiffany
Selain mewaspadai puncak musim hujan pada Januari hingga Februari mendatang, masyarakat diharapkan untuk mewaspadai potensi dampak siklon tropis Tifanny. Menurut analisis BMKG, prediksi 24 jam ke depan, yaitu pada 13 Januari 2022, pukul 07.00 WIB, siklon terpantau dapat berkekuatan 30 knots atau 55 km per jam, dengan posisi 1.200 km sebelah barat daya Merauke.
Menurut BMKG, intensitas siklon ini diperkirakan akan menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat. Fenomena ini memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia berupa potensi angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Di samping itu, potensi bahaya adanya gelombang tinggi 1,25 – 2,5 meter di Laut Flores, perairan selatan Baubau – Kepulauan Wakatobi, laut Seram bagian timur, perairan Fakfak – Kaimana, perairan Amanapare, Laut Banda, perairan Kepulauan Letti hingga Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kei – Kepulauan Aru dan Laut Arafuru.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB