Ratusan Rumah Rusak Akibat Puting Beliung di Demak
24 Feb 2021 14:46 WIB
Foto : Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin puting beliung melanda Desa Karangsono, Kecamatan Mranggen, Demak, Provinsi Jawa Tengah Selasa (23/2) pukul 14.45 WIB. Tercatat 170 rumah rusak akibat kejadian ini. Selain itu, satu rumah dilaporkan roboh di terjang angin puting beliung. (BPBD Kabupaten Demak)
JAKARTA - Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin puting beliung melanda Desa Karangsono, Kecamatan Mranggen, Demak, Provinsi Jawa Tengah Selasa (23/2) pukul 14.45 WIB.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, terdapat dua dusun terdampak angin puting beliung dengan tingkat kerusakan beragam. Tercatat 170 rumah rusak akibat kejadian ini. Selain itu, satu rumah dilaporkan roboh di terjang angin puting beliung.
Data BPBD setempat mencatat dua dusun terdampak yaitu Dusun Krajan dan Dusun Ploso, yang terletak di Desa Karangsono. Untuk satu rumah yang roboh terletak di Dusun Krajan.
BPBD Demak melakukan pendataan dan kaji cepat bersama tim gabungan untuk melakukan upaya evakuasi warga terdampak ke balai desa dan gedung sekolah. Selain itu, upaya percepatan penanganan juga telah dilakukan diantaranya melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pengungsi, mengirimkan logistik kebutuhan dasar, dan mendirikan dapur umum.
Menurut kajian dari InaRISK, Kabupaten Demak memiliki potensi cuaca ekstrim sedang hingga tinggi. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, mengingat prakiraan puncak musim penghujan masih berlangsung hingga akhir Februari 2021.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Demak masih berpotensi hujan ringan bahkan sedang pada esok hari (25/2).
Masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi Info BMKG untuk mengetahui prakiraan cuaca dan mengetahui risiko becana yang ada di wilayahnya melalui laman InaRISK. Informasi ini dapat bermanfaat untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB