Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

PUSPPITA, Ketangguhan Bangsa Menghadapi Bencana

Dilihat 343 kali
PUSPPITA, Ketangguhan Bangsa Menghadapi Bencana

Foto : PUSPPITA, Ketangguhan Bangsa Menghadapi Bencana ()

Prof.Dr.Syamsul Maarif,M.Si yang juga mantan Kepala BNPB menggagas bersama dengan dewan pakar dan akademisi untuk membentuk Pusat Penelitian dan Pelatihan Indonesia Tangguh (PUSPPITA) yang bermarkas di Surabaya resmi diluncurkan bertepatan pada hari pahlawan 10 November 2015. Menurut Syamsul Maarif, Ketanggungan bangsa menghadapi bencana menjadi modal utama dalam usaha pengurangan risiko bencana.

“Kearifan lokal masyarakat perlu digali lebih dalam melalui penelitian-penelitian sehingga kebijakan yang akan diambil akan lebih tepat dan akurat” ucapnya.

Berawal dari kegelisahan para akademisi di Indonesia, “Hanya 3% penelitian mengenai bencana di Indonesia yang sudah dilakukan” ungkap Hendro Wardhono selaku Direktur Pusppita. Selain itu melalui Pusppita, diharapkan penelitian kebencanaan dapat dibantu dalam publikasinya sehingga dapat menjadi rujukan ilmiah/strategis bagi lembaga-lembaga akademis, pemerintah/non pemerintah dalam merumuskan atau merencanakan program-program penanggulangan bencana ke depan dengan lebih baik.

Tentunya juga sebagai mitra pemerintah dan organisasi kebencanaan lainnya dalam rangka memberikan masukan/saran dan rekomendasi program-program penanggulangan bencana yang dapat memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana yang didasarkan atas penguatan sinergitas tiga pilar dalam penangulangan bencana, yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

Ruang lingkup kegiatan PUSPPITA antara lain adalah 1.) Mengembangkan kajian/penelitian sebagai rujukan dalam rangka formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan penanggulangan bencana dalam tahapan prabencana, tanggap darurat maupun pasca bencana. 2.) sebagai mitra pemerintah memberikan rekomendasi program-program penanggulangan bencana yang dapat memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. 3.) Menyelenggarakan kegiatan seminar, diskusi, workshop/lokakarya, Focus Group Discussion (FGD) dan melakukan kegiatan konsultasi dan advokasi kebijakan, pendidikan dan pelatihan. (acu)    
Penulis


BAGIKAN