Pusdiklat PB Gelar Latihan Kesiapsiagaan Bencana di Dua Lokasi di Bogor
26 Apr 2021 23:35 WIB
Foto : Simulasi Evakuasi Hadapi Gempa di SD 04 Hambalang, Bogor yang diikuti 30 murid dari perwakilan kelas 1 hingga 6 SD, Senin (26/4). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/M Arfari Dwiatmodjo)
BOGOR – Dua lokasi di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, menjadi tempat latihan kesiapsiagaan bencana yang diselenggarakan BNPB. Kegiatan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan yang diselenggarakan tepat pada Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang jatuh pada hari ini, Senin (26/4).
Kegiatan pertama dilakukan di Balai Desa Tangkil, Kabupaten Bogor. Simulasi kesiapsiagaan diikuti oleh perwakilan karang taruna dan warga yang berada di desa tersebut. Dalam sambutan pembukaan latihan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) BNPB Berton Panjaitan mengajak warga Desa Tangkil untuk terus menerus belajar terkait penanggulangan bencana meskipun daerah Tangkil jarang mengalami bencana.
“Meskipun di sini jarang terjadi bencana namun bencana dapat terjadi di manapun juga. Maka dari itu, kita harus meningkatkan kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi, perlu dipelajari risiko bencana apa yang akan terjadi di daerah tempat tinggal kita dan kita perlu memikirkan strateginya untuk mengurangi dampaknya,” ucap Berton.
Berton menjelaskan warga yang diajak merupakan perwakilan karang taruna yang diharapkan dapat menyebarkan ilmu yang didapat selama pelatihan ke masyarakat sekitar sehingga akan membentuk komunitas keluarga tangguh bencana.
“Peserta merupakan karang taruna se-desa Tangkil, yang nantinya akan membagi ilmu yang didapat dalam pelatihan ini kepada masyarakat di sekitarnya guna membangun keluarga yang tangguh menghadapi bencana,” lanjutnya.
Kemudian, Berton mengimbau perangkat desa dan masyarakat untuk ikut aktif dalam penanggulangan bencana, karena dengan bertambahnya kemampuan masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, kemungkinan meminimalkan dampak yang terjadi.
“Selain itu, kami mengajak masyarakat untuk berdiskusi dan terkait bencana, dapat melalui BNPB ataupun lembaga terkait yang menangani bencana,” tutup Berton.
Sementara itu, Sekretaris Desa Tangkil Baehaki mengungkapkan, pelatihan ini merupakan suatu yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat dan juga bagi perangkat Desa Tangkil.
”Kami menyambut baik adanya kegiatan ini karena dapat memberikan ilmu bagi masyarakat desa dan dapat diadakan secara rutin, ke depannya peserta yang ikut diharap memiliki pengetahuan kesiapsiagaan menghadapi bencana jika bencana terjadi,” ujar Baehaki.
Pelatihan di Balai Desa Tangkil ini diisi dengan pemberian materi oleh widyaiswara Pusdiklat PB dan dipraktekkan melalui simulasi bencana gempa bumi. Bencana gempa bumi dipilih karena di Desa Tangkil pernah beberapa kali merasakan gempa yang disebut “lini” oleh warga lokal.
Simulasi Evakuasi Hadapi Gempa di SD 04 Hambalang
Selain melakukan simulasi di Balai Desa Tangkil, Pusdiklat PB juga melakukan simulasi penanggulangan bencana di Sekolah Dasar 04 Hambalang, Bogor, yang diikuti 30 murid dari perwakilan kelas 1 hingga 6.
Berton Panjaitan yang juga hadir di sekolah tersebut menyatakan, pelatihan di sekolah dapat menjadi bekal yang baik kepada murid dan guru serta keluarga di rumah.
“Kami harapkan rutin melakukan simulasi agar siswa, guru dan pegawai di sekolah menjadi terbiasa dan siap menghadapi bencana serta menjadi contoh bagi sekolah disekitarnya,” kata Berton
Sementara itu, Kepala SD 04 Hambalang Siti Komariyah menuturkan dengan adanya simulasi ini, banyak informasi yang sangat bermanfaat tentang penanggulangan bencana.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, sebelumnya kami hanya mengira jika terjadi gempa langsung keluar, namun dengan adanya pelatihan ini kami memiliki ilmu yang baru, jika tidak bisa keluar dapat berlindung di bawah meja yang kokoh untuk sementara waktu,” tutur Siti.
Kemudian ia menceritakan bahwa pada tahun 2004 pernah terjadi longsor di sekolah ini, beruntung tidak ada korban jiwa karena longsor terjadi pada dini hari saat sekolah belum memulai kegiatan.
“Dulu di sini pernah terjadi longsor di sebagian kelas sehingga ada perubahan lokasi kelas kini menjauh dari lereng bukit, kelas yang pernah tertimbun longsor sekarang dijadikan lapangan,” tambahnya.
Para murid diberikan pembekalan penanggulangan bencana menggunakan video animasi dan melakukan simulasi gempa bumi. Para murid diarahkan untuk menunjuk seorang pemimpin di setiap kelas untuk membimbing mereka ketika bencana gempa bumi terjadi. Selanjutnya pemimpin kelas menginstruksikan kepada teman sekelasnya untuk keluar ruangan ketika gempa dengan melindungi kepala menggunakan tas atau benda yang dapat melindungi kepala atau berlindung di bawah meja yang kokoh.
Setelah itu, murid-murid menuju lokasi yang lebih aman seperti lapangan Jika situasi memungkinkan. Setelah gempa selesai dan ada korban luka maupun gedung yang terdampak, diimbau untuk menghubungi petugas setempat untuk melakukan evakuasi.
Tak lupa komunitas sekolah diharapkan menyediakan tas siaga bencana yang berisi minimal makanan/minuman siap saji, pakaian ganti, surat-surat berharga dan keperluan keluarga lainnya untuk dibawa ketika bencana terjadi.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana yang diadakan setiap tanggal 26 April, salah satunya dengan mengadakan simulasi atau latihan kesiapsiagaan bencana, yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB