Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Prioritas Kenyamanan dan Keamanan Saat Program Field Visit GPDRR 2022

Dilihat 72 kali
Prioritas Kenyamanan dan Keamanan Saat Program Field Visit GPDRR 2022

Foto : Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (kiri dengan topi dan rompi) melakukan scan barcode aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu syarat memasuki area Pura Luhur Uluwatu dalam pelaksanaan protokol kesehatan, Sabtu (29/1). (BNPB)



BADUNG – Kunjungan lapangan merupakan salah satu program pada Global Platform for Disaster Risk Reducation (GPDRR) 2022, yang diselenggarakan di Provinsi Bali pada 23 – 28 Mei 2022. Panitia nasional telah menyiapkan beberapa tempat untuk program tersebut. 

Namun demikian, penyelenggaraan kunjungan lapangan atau field visit ini harus menerapkan standar tinggi untuk kenyamanan dan keamanan, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga hari ini. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto meninjau dua lokasi, yaitu Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Pura Luhur Uluwatu, yang diusulkan sebagai field visit nantinya. 

Menurut Muhadjir yang juga Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan GPDRR 2022, pemilihan Taman Budaya GWK sangat tepat mengingat tempat itu berdiri patung mahakarya paling monumental dalam sejarah seni Indonesia dewasa ini. Di sisi lain, dalam penyelenggaraan kunjungan, Suharyanto menekankan pada kenyamanan dan keamanan dalam menikmati keindahan Taman Budaya GWK. 

“Para delegasi ini kita agendakan untuk berkunjung ke GWK agar bisa melihat hasil karya bangsa Indonesia yang luar biasa,” ujar Suharyanto yang juga sebagai Wakil Ketua I Panitia Nasional GPDRR saat berada di Taman Budaya GWK, Sabtu (29/1).

Lebih lanjut, Suharyanto menjelaskan pihaknya akan melakukan pengkajian terhadap penerapan sistem bubble saat para delegasi atau peserta GPDRR saat berkunjung ke taman budaya tersebut. Ia juga mengatakan bahwa dalam pelaksanaanya protokol kesehatan tetap harus terjaga. 

Setelah meninjau Taman Budaya GWK, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pura Luhur Uluwatu. Pura ini dipilih panitia nasional karena nilai budaya dan agama yang melekat pada tempat ibadah sejak ratusan tahun. 

“Ini salah satu pusat ritual yang sudah berumur beratus-ratus tahun, yang sudah turun temurun dan dilestarikan oleh warga masyarakat sekitar. Ini akan menjadi salah satu pilihan yang akan ditawarkan kepada para peserta (GPDRR),” ujar Muhadjir.

Sementara itu, panitia nasional tetap akan melakukan penilaian terkait penerapan keamanan, khususnya dalam pengendalian Covid-19. Sistem bubble juga akan diterapkan saat kegiatan field visit para delegasi di tempat suci bagi umat Hindu tersebut. 

“Nanti diatur sedemikian rupa supaya protokol kesehatan terjaga. Nanti akan kami rencanakan seperti sistem bubble, misalnya saat delegasi masuk pengunjung lain untuk sementara waktu ditahan dulu agar tidak bertemu dengan para delegasi yang memungkinkan terjadinya interaksi di luar bubble,” terang Suharyanto. 

GPDRR atau Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) adalah forum multi-pemangku kepentingan yang dilaksanakan setiap dua tahun oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam upaya pengurangan risiko bencana. 

Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan upaya pengurangan risiko bencana melalui komunikasi dan koordinasi antara para pemangku kepentingan seperti, pemerintah, PBB, organisasi dan institusi internasional, lembaga swadaya masyarakat, ilmuwan atau akademisi dan pelaku sektor swasta untuk berbagi pengalaman dalam merumuskan panduan strategis untuk pelaksanaan kerangka global PRB (SFDRR 2015-2030).



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN