Potensi InaRISK Terintegrasi dengan Sistem Informasi Pemantauan dan Pengamanan Maritim
17 Jun 2021 15:13 WIB
Foto : Tim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) berkunjung ke ruang Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Ir. B. Wisnu Widjaja M.Sc. di lantai 11, Graha BNPB, Selasa (15/6). (Tim Media Sosial inaRISK)
JAKARTA – InaRISK yang dikembangkan BNPB berpotensi untuk mendukung sistem informasi pemantauan dan pengamanan wilayah maritim. Integrasi sistem informasi masih terus dibahas antara BNPB dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Pada saat bertemu dengan perwakilan Kemenko Marves, Direktur Sistem BNPB Dr. Ir. Udrekh, S.E., M.Sc. menyampaikan, strategi pengembangan inaRISK dapat memberikan banyak manfaat, khususnya pada konteks perlindungan masyarakat. InaRISK memiliki beberapa fitur terkait kebencanaan yang telah digunakan secara luas oleh masyarakat. InaRISK utamanya dapat membangun kesiapsiagaan masyarakat untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di sekitar.
"InaRISK sangat terbuka untuk integrasi dengan berbagai kepentingan, tentunya rencana kerja sama ini sangat strategis dan dapat memberikan manfaat lebih bagi perlindungan masyarakat sekaligus pengembangan investasi kedepan," ucap Udrekh di BNPB, Jakarta, pada Selasa (15/6).
Pada kesempatan yang sama, Pelaksa Tugas Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Marves Helyus Komar, S.T., M.Si. mengatakan, berharap sistem informasi yang dimiliki BNPB, yaitu InaRISK, dapat mendukung terintegrasinya sistem informasi pemantauan dan pengamanan maritim yang digagas pihaknya.
"Kunjungan kerja kali ini sesuai dengan tindak lanjut Kemenko Marves yang telah membangun kesepakatan bersama dengan sejumlah kementerian dan lembaga untuk pertukaran data dan informasi dalam rangka penegakan hukum di laut," tutur Helyus.
Sementara itu, Perencana Ahli Madya Mohd. Robi Amri, S.T., M.Si. dan salah satu anggota tim pengembang inaRISK Ridwan Yunus turut memberikan gambaran teknis sejarah pengembangan InaRISK serta kondisi capaian pengembangan hingga saat ini.
"Setidaknya sudah ada 12 data dari berbagai kementerian-lembaga dan private sector yang telah terintegrasi dengan baik di inaRISK," ujar Robi.
Di sisi lain, Ridwan menyampaikan bahwa informasi terkait pengembangan integrasi inaRISK dengan data potensi risiko bencana global juga sudah mulai dilakukan bersama Global Center for Disaster Statistics (GCDS) dan United Nations Development Programme (UNDP).
Tindak lanjut dari pembahasan kedua belah pihak yaitu pertemuan teknis secara simultan untuk segera mewujudkan keterpaduan sistem informasi dalam pengawasan dan pengendalian ancaman di wilayah laut Indonesia.
"Pengawasan tanah dan air dari ancaman bencana memang perlu dilakukan sebagai wujud dari upaya melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," tutup Udrekh.
Setelah mendapatkan benchmarking sistem inaRISK, tim Kemenko Marves berkesempatan untuk mengunjungi langsung diorama BNPB di Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan lantai 12 serta ruang Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Ir. B. Wisnu Widjaja M.Sc. di lantai 11.
Sebanyak 11 perwakilan Kemenko Marves yang hadir dalam kunjungan kerja tersebut terdiri dari pejabat dan staf Kedeputian Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Biro Komunikasi dan perwakilan dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
Tim Komunikasi Kebencanaan BNPB