Pohon Sukun Sebagai Sumber Ketahanan Pangan dan Pencegahan Bencana
12 Apr 2021 16:58 WIB
Foto : Kepala BNPB, Letjen TNI Dr (H.C.) Doni Monardo saat memberikan sambutan pada kegiatan Penjurian Terbuka Lomba Pembibitan Sukun Terbanyak, Sabtu (10/4) melalui media komunikasi daring. (Istimewa)
JAKARTA - Pohon sukun merupakan salah satu jenis tanaman endemik dari nusantara. Kandungan gizi di dalam buah sukun menjadikannya salah satu sumber pangan potensial. Sayangnya, tanaman ini sudah mulai dilupakan oleh masyarakat di Indonesia.
Hal ini yang melatar belakangi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar lomba Pembibitan Sukun Terbanyak. Menurut Prof Hadi Susilo Arifin selaku ketua panitia, kegiatan ini diinisiasi oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Dr (H.C.) Doni Monardo, sebelum Doni mendapat gelar Honoris Causa dari IPB University pada Minggu (27/3) lalu.
"Desember 2020 lalu, Pak Doni sedang menjadi narasumber dalam salah satu kuliah umum. Di ujung acara, beliau secara spontan 'menantang' mahasiswa IPB untuk melakukan pembibitan sukun," jelas Hadi saat membuka kegiatan Penjurian Terbuka Lomba Pembibitan Sukun Terbanyak, Sabtu (10/4) melalui media komunikasi daring.
Menurut Doni, selain memiliki nilai ekonomis, pohon sukun juga memiliki fungsi ekologis untuk mencegah bencana longsor dan banjir.
"Akar pohon sukun lebarnya bisa mencapai belasan meter bahkan sampai 20 meter. Akar tersebut yang akhirnya dapat mencegah pergerakan tanah dan longsor," kata Doni dalam sambutannya.
Akar pohon sukun juga bisa banyak menyerap air. Ketika usianya mencapai 30 sampai 40 tahun, di sekeliling pohon sukun akan muncul banyak sumber air. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah mitigasi saat terjadi kekeringan.
Keunggulan akarnya yang bisa mengikat banyak air juga bisa menjadi salah satu pencegah terjadinya banjir.
Selain itu, tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia ini bisa menjadi solusi dari masalah krisis pangan di Tanah Air.
"Dengan kandungan karbohidrat kompleks di dalam buahnya, sukun dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok apabila terjadi gagal panen padi," kata Doni.
Peserta dari lomba ini seluruhnya merupakan mahasiswa IPB University tingkat pertama. Total terdapat 63 peserta yang mendaftar lomba ini. Panitia kemudian menyeleksi kembali menjadi 39 orang untuk maju ke babak semi-final. Selanjutnya dari 39 peserta, dipilih 20 peserta terbaik untuk masuk ke babak final.
Para finalis diminta untuk mempresentasikan poster dan video kegiatan mereka melakukan pembibitan pohon sukun. Dalam paparannya, para peserta juga menyebutkan keunggulan dan manfaat dari pohon sukun. Selain itu, para peserta juga menjelaskan langkah-langkah pembibitan pohon sukun.
Pemenang dipilih berdasarkan jumlah terbanyak bibit yang dapat dihasilkan oleh peserta. Adapun juri merupakan dosen-dosen dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan IPB, salah satunya adalah Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, ahli kehutanan dari IPB.
Doni sangat mengapresiasi adanya lomba tersebut dan berharap kegiatan ini dapat mendorong banyak kalangan di Indonesia untuk memanfaatkan varietas tanaman yang ada di Tanah Air.
"Sekali lagi selamat kepada pemenang. Saya ucapkan terima kasih juga kepada IPB yang sudah menggerakkan mahasiswa untuk mau membudidayakan pohon sukun. Semoga kedepannya akan lebih banyak kalangan di Indonesia yang dapat memperhatikan manfaat dari pohon ini" tutupnya.
Tak lupa Doni juga mengingatkan untuk kita senantiasa menjaga alam, maka alam akan menjaga kita.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB