Pentingnya Budaya Sadar Bencana di Kawasan Danau Toba
10 Agt 2021 21:56 WIB
Foto : Salah satu kejadian bencana di Samosir Tahun 2021 (BPBD Samosir)
SAMOSIR - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bertekad mewujudkan budaya
sadar bencana untuk mengantisipasi potensi bencana yang sering terjadi di
kawasan Danau Toba. Hal ini dilakukan karena Danau Toba merupakan Kawasan
wisata superperioritas di daerah maupun nasional.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera utara, H. Afifi Lubis, SH. potensi
bencana yang kerap terjadi di kawasan Danau Toba saat ini adalah banjir dan
longsor karena masih tingginya penebangan hutan secara ilegal, terutama di
Kawasan Kabupaten Simalungan dan Kabupaten Toba. “Ini untuk mengantisipasi
potensi bencana yang sering terjadi di Danau Toba dan ini harus menjadi
perhatian pemerintah provinsi dan pemerintah daerah,” kata Afifi.
Kawasan wisata superpriotas Danau Toba, merupakan kawasan wisata yang kaya
akan wisata pemadangan alam dan budaya karena berada di delapan kabupaten kota
di Sumatera Utara. Menurut Afifi, perlu kesadaran masyarakat saling menjaga
kondisi lingkungan sehingga terhindar dari bencana. “Bencana terjadi tidak
semata-mata karena faktor alam semata tapi bisa juga terjadi karena ulah
manusia yang tidak bertanggung jawab yang merusak ekosistem alam,” tegasnya.
Untuk itu menurut Afifi, perlu dibangun budaya sadar bencana sehingga
kebiasaan masyarakat toba, yang berisiko menimbulkan becana dapat dihindari
bersama. Pemerintah provinsi dan daerah sifatnya hanya sebagai pengarah karena
muaranya adalah masyarakat yang memiliki peranan penting untuk menjaga
lingkungan.
Antropologi Universitas Sumatera Utara (USU), Profesor Hamdani Harahap
mengakui kesadaran bencana masyarakat di Kawasan Danau Toba masih belum
optimal, karena itu masih sering terjadi kebakaran hutan, tanah longsor maupun
banjir. “Sadar bencana harus terus dibangun, agar tidak ada lagi bencana di sekitar
Kawasan Danau Toba,” ujar profesor Hamdani.
Menurut Profesor Hamdani potensi pariwisata di sekitar Danau Toba sangat
luar biasa karena pemandangan yang indah dan adat istiadat yang masih dipegang
teguh oleh masyarakat sekitar, sehingga ini sangat menarik bagi para wisatawan.
“Point penting dan keyword wisata Danau Toba adalah pelayanan terhadap
wisatawan dan ini penting untuk menarik wisatawan mancananegara dan lokal untuk
datang,” kata Profesor Hamdani.
Hal senada disampaikan Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati.
Menurutnya hal yang paling penting adalah pemahaman kearifan lokal yang menjadi
budaya, di mana masyarakat memahami risiko yang akan terjadi dan apa yang
menjadi strategi penanganan bencana.”Dengan pemahaman itu risiko bencana
semakin berkurang,” kata Raditya.
Sebagai destinasi wisata superprioritas BNPB tentunya penting sekali untuk
memperhatikan bahwa kawasan ini terlindung dari ancaman bencana yang ada baik
itu secara alam maupun non alam.
Pemerintah pusat dan BNPB memiliki tanggung jawab mengurangi risiko bencana
dan perlu strategi agar kawasan superprioritas yang menjadi destinasi dan tetap
aman. Budaya sadar bencana, menurut Radit, adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan kesadaran secara kolektif untuk masyarakat dalam hal
penanggulangan bencana dan kesiap siagaan mereka dalam hal mengantisipasi bila
terjadi bencana, termasuk saat ini penanganan pandemi Covid-19.
Tim Budaya Sadar Bencana BNPB