Penilaian Indeks Risiko Bencana Tahun 2022
16 Des 2022 15:00 WIB
Foto : BNPB melalui Direkotrat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana melaksanakan evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah dengan melakukan penilaian Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). (Direktorat PERB BNPB)
JAKARTA - Massifnya kejadian bencana di beberapa wilayah Indonesia pada tahun 2022 menjadi sebuah pelajaran untuk dapat berkaca, apakah upaya penanggulangan bencana telah dilaksanakan secara tepat demi menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hingga Jumat (16/12), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 3.383 kejadian bencana melanda tanah air yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi dan cuaca ekstrem. Selain bencana hidrometeorologi tersebut, beberapa bencana yang signifikan juga terjadi seperti gempa bumi dengan kekuatan M5.6 di daerah Kabupaten Cianjur dan Awan Panas Guguran (APG) akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunungapi Semeru. Bahkan Gunung Sememru semlat dinaikkan statusnya dari ai level III (siaga) menjadi level IV (awas).
BNPB melalui Direkotrat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana melaksanakan evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah dengan melakukan penilaian Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI).
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si. menyampaikan bahwa setiap akhir tahun, BNPB mengeluarkan buku IRBI yang menjadi acuan untuk berbagai kementerian/lembaga (K/L) hingga pemerintah daerah untuk .
“Pada Tahun 2022 ini kita mengeluarkan 2 (dua) buku IRBI, yakni IRBI 2021 diawal tahun dan IRBI 2022. Keberhasilan kia menyusun buku IRBI 2022 di akhir tahun ini menjadi prestasi karena kita bisa mengukur kinerja pemerintah dalam upaya penurunan risiko bencana untuk membangun resiliensi bangsa,” Imbuh Radit saat membuka acara Penilaian IRBI Tahun 2022 di Kabupaen Bogor secara virtual, Senin (12/12).
Pada perkembangannya, nilai IRBI dijadikan sebagai indikator kinerja utama oleh beberapa pemerinah daerah, yang mana berimplikasi pada indikator-indikator capaian Indeks Ketahanan Daerah (IKD) perlu di sinergikan dengan pogram dan kegiatan di dareah.
Pada Tahun 2022, tidak kurang dari 400 Kabupaten dan Kota telah menyampaikan hasil penilaian IKD kepada BNPB, meningkat dari tahun 2021. Skor perhitungan nilai IRBI tahun 2022 adalah 134,16 menurun dari tahun 2021 yang sebesar 138,81 dengan presentase penurunan sebesar 3,35%. Rencana tindaklanjut dalam waktu dekat adalah melakukan finalisasi pada draft Buku IRBI.
Direktur PERB, Dr. Ir. Udrekh, S.E., MS.c. menambahkan bahwa upaya penurunan IRBI dengan perhitungan Indeks Ketahanan Daerah (IKD) sebagai inputnya merupakan salah satu bentuk kolaborasi yang baik di daerah.
“Kita memberikan asistensi penilaian IKD kepada Pemerinah Daerah Provinsi/Kab/Kota agar target penurunan IRBI dapat tercapai, semoga pengolahan data nya bisa cepat dan substansi dari Buku IRBI nya bisa tersampaikan”, Ujar Udrekh.