Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Pencegahan Hadapi Ancaman Gempa dan Tsunami Pesisir Selatan Jatim

Dilihat 108 kali
Pencegahan Hadapi Ancaman Gempa dan Tsunami Pesisir Selatan Jatim

Foto : (Istimewa)


JAKARTA – Gempa bumi merupakan fenomena alam yang dapat berulang bahkan memicu terjadinya tsunami. Kejadian yang belum dapat diprediksi tersebut selalu menjadi ancaman masyarakat setiap saat. Pencegahan merupakan upaya yang harus dilakukan secara bersinergi oleh semua pihak. 

Menyikapi potensi gempa bumi dan tsunami ini, khususnya di wilayah pesisir selatan Jawa Timur (Jatim), BNPB melakukan penguatan kelembagaan BPBD, baik provinsi, kabupaten dan kota di Jatim. Penguatan ini menindaklanjuti hasil kajian dan pemodelan potensi bahaya gempa bumi M8,7 yang dilakukan BMKG.

Plt. Deputi Bidang Pencegahan Ir. Harmensyah, Dipl.SE.,M.M. mengatakan bahwa pencegahan bencana harus dioptimalkan untuk meniadakan korban jiwa dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul. Melihat aktivitas kegempaan di Jawa Timur selama periode 2008 – 2020, Harmensyah mengatakan terdapat loncatan aktivitas kegempaan 5 tahun terakhir. 

“Gempa bumi cenderung meningkat sehingga upaya mitigasi dan pencegahan perlu ditingkatkan,” ujar Harmensyah saat temu virtual dengan para kepala pelaksana BPBD di wilayah Jatim untuk mengecek kesiapsiagaan dan upaya pencegahan daerah, provinsi, kabupaten dan kota menghadapi potensi gempa dan tsunami, Selasa (8/6). 

Pada kesempatan itu, Harmensyah menyampakan beberapa langkah yang perlu dipersiapkan BPBD. Ia mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan sosialisasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat. Berikutnya, BPBD memastikan jalur dan titik evakuasi tersedia dan aman, serta infrastruktur peringatan dini bekerja dengan baik.

Ia mengingatkan BPBD untuk melihat kembali rencanan kontinjensi daerah terkait bahaya gempa bumi dan tsunami. Tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan keterampilan masyarakat melalui gladi dan simulasi.

“Kelembagaan penanganan darurat yang terencana serta pengembangan kapasitas destana yang terukur,” pesannya. 

Masih terkait dengan upaya menghadapi bahaya gempa dan tsunami, Harmensyah menyampaikan mengenai investasi pengurangan risiko bencana tsunami melalui mitigasi berbasis ekosistem. Langkah ini dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mitigasi ekosistem merupakan upaya penanaman vegetasi untuk mereduksi dampak tsunami di wilayah pesisir. 

Pada Pantai Teleng Ria Pacitan Jawa Timur, sabuk hijau di sempadan pantai dapat ditemui yang berfungsi sebagai upaya memitigasi dampak tsunami. 

Catatan BNPB terkait dengan sejarah tsunami di selatan Jawa, beberapa kali gempa yang menimbulkan tsunami yang berdampak ke selatan Banyuwangi terjadi pada 1840, 1867, 1875, 1977 dan 1994.

Tsunami 1994 termasuk jenis tsunami-earthquake atau silent tsunami di mana gempa tidak dirasakan oleh masyarakat tetapi tsunami yang terjadi cukup besar. 


Dr. Raditya Jati

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN