Pemutakhiran Integrasi Data Satuan Pendidikan dengan inaRISK
13 Mei 2021 01:54 WIB
Foto : Untuk memperkuat kolaborasi penguatan program Satuan Pendidikan Aman Bencana, BNPB mengadakan Workshop pada tanggal 9 - 11 Mei 2021 sebagai upaya pembaharuan integrasi Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) dengan sistem informasi kajian risiko bencana – inaRISK. (Tim Sosial Media inaRISK)
JAKARTA - Kedeputian Bidang Sistem dan Strategi BNPB melalui Direktorat Sistem Penanggulangan Bencana bersama Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kemendikbudristek kembali akan melanjutkan dan meningkatkan kolaborasi dalam hal penguatan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Untuk memperkuat kolaborasi tersebut, diadakan Workshop pada tanggal 9 - 11 Mei 2021 sebagai upaya pembaharuan integrasi Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) dengan sistem informasi kajian risiko bencana – inaRISK.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan Direktorat Sistem PB dan Direktorat Mitigasi Bencana BNPB serta perwakilan Direktorat PMPK, Pusdatin, Ditjen PAUD, Dikdas & Dikmen Kemendikbudristek. Selain itu, turut hadir perwakilan dari Seknas SPAB, UNICEF Indonesia, serta Yayasan Kausa Resiliensi Indonesia (YKRI).
Perencana Ahli Madya Direktorat PMPK, Mukhlis mengingatkan dalam sambutannya bahwa pemutakhiran integrasi data Satuan Pendidikan dengan inaRISK menjadi sangat penting. Adanya penambahan data Satuan Pendidikan serta peningkatan intensitas kebencanaan secara langsung akan berdampak pada dunia pendidikan.
”Data yang berbasis satuan pendidikan atau wilayah maupun kebijakan, membutuhkan integrasi referensi terkait informasi kebencanaan yang bisa didapat dari inaRISK,” ujar Mukhlis.
Direktorat Sistem Penanggulangan Bencana selalu berkomitmen dalam pengembangan inaRISK dari tahun ke tahun. Salah satu bentuk komitmennya adalah dengan terus menggandeng kementerian lembaga untuk berkolaborasi dan beintegrasi dalam upaya membangun sistem informasi kebencanaan yang lebih baik dan handal.
Mohd Robi Amri dari Direktorat Sistem PB juga menyampaikan, selain penguatan integrasi, perlu ditingkatkan strategi antisipasi berbasis hasil integrasi yang telah dilakukan. Robi juga mengingatkan rekomendasi dan rencana aksi berbasis pengelola satuan pendidikan dan pemangku kepentingan perlu menjadi pertimbangan bersama. Sistem inaRISK kedepannya akan disapkan agar dapat digunakan dengan mudah bagi pengguna dari sektor pendidikan.
Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sudah diterapkan di Indonesia lebih dari satu dekade terakhir. Hingga tahun 2020, sudah lebih dari 27.000 satuan pendidikan yang dijangkau. Namun, jumlah di atas masih sangat kecil dibanding seluruh jumlah satuan pendidikan yang ada di wilayah lokasi rawan bencana.
Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan Program SPAB pada satuan pendidikan di seluruh Indonesia, pemutakhiran integrasi data dengan sistem inaRISK menjadi hal yang mutlak dalam upaya edukasi kepada generasi penerus bangsa maupun tenaga kependidikan. Harapannya, dimasa yang akan datang secara bertahap dapat terbentuk karakter penerus bangsa yang lebih antisipatif dan menjadi tangguh menghadapi ancaman bencana.
Satu Nusa, Satu Bangsa, Siap untuk Selamat!
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB