Pasca Gempa Kepala BNPB Kunjungi Padang
03 Mar 2016 20:08 WIB
Dilihat 345 kali
Foto : Pasca Gempa Kepala BNPB Kunjungi Padang ()
PADANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei kunjungi Padang pasca gempa Tsunami (3/3/2016). Dalam kunjungan tersebut Willem bertemu dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit serta jajaran BPBD Sumbar dan kabupaten kota se-Sumatera Barat untuk melakukan rapat koordinasi dan kunjungan lapangan ke shelter.
Dalam rakor tersebut Willem mengatakan Pemerintah daerah dan pusat sudah melakukan upaya antisipasi saat terjadi gempa kemarin, dengan pembangunan shelter, jalur-jalur evakuasi dan tanda-tanda jalur evakuasi dan itu sudah berjalan. Fakta yang diperoleh di lapangan dan padatnya warga yang melakukan pengungsian saat terjadinya Gempa Mentawai berkekuatan 7,8 SR semalam, akan menjadi bahan evaluasi bersama antara BNPB dan BPBD. "Petunjuk jalur evakuasi apakah sudah cukup jelas, jalur evakuasi mudah di akses. Bagaimana dengan Early Warning System (EWS), dimana tidak semua sirine menyala, sebagian alat peringatan dini itu mati. “Jika EWS-nya rusak akan diperbaiki, kalau tidak bisa diperbaiki akan diganti yang baru ini akan di evaluasi" ujar Willem.
Sementara, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyatakan sampai saat ini kondisi seluruh Sumatera Barat sudah kembali normal termasuk di Mentawai. “Tadi kita dapat informasi dari Danrem, setelah turun dari lapangan beliau melaporkan kondisi Mentawai khususnya di Siberut sudah baik,” katanya. Mengenai lokasi evakuasi, akan ditambah. Namun, Nasrul mengakui itu tidak akan sepenuhnya dipenuhi oleh BNPB melihat jumlahnya cukup banyak ada sekitar 232 shelter yang dibutuhkan di seluruh Sumbar.“Kita meminta kepada warga yang memiliki bukit di samping rumahnya untuk bekerja sama dengan pemerintah setempat agar bukit tersebut tidak perlu di ratakan tetapi dapat dijadikan lokasi evakuasi. Untuk Mentawai sendiri, akan dibuat jalur evakuasi yang lebih banyak lagi untuk mengungsi ke daerah yang aman," ujar Nasrul
BMKG sebelumnya menyatakan gempa 7,8 SR berpotensi menimbulkan gelombang tsunami, namun berdasarkan pemodelan tsunami, gempa tersebut hanya berpotensi menimbulkan ancaman tsunami kecil atau tidak signifikan di wilayah sekitar pusat gempa yakni Nias, Kepulauan Pagai, Tanah Bala, Simeulue, Bengkulu, Pesisir Selatan, Nias bagian timur dan sekitarnya.(adi)
Penulis