Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Paradigma PRB Dalam Pembangunan

Dilihat 326 kali
Paradigma PRB Dalam Pembangunan

Foto : Paradigma PRB Dalam Pembangunan ()

Paradigma PRB Dalam Pembangunan BANDUNG- Pertemuan Ilmiah Tahunan ketiga, pada (24/05) bertempat di kampus ITB, membahas paradigma Pengurangan Risiko Bencana dalam Pembangunan. Dalam sambutannya Prof. DR. Syamsul Maarif selaku pengarah IABI mengatakan, "pengurangan risiko bencana merupakan amanat dari kerangka kerja sendai 2015 -2030. Negara-negara diseluruh dunia diharapkan mengintegrasikan ke dalam agenda pembangunan berkelanjutan SDGs (Sustainable Development Goals). Dalam pidato pembukaan konferensi, sekretaris Jenderal PBB mengatakan" keberlanjutan dimulai dari Sendai". Ilmuwan menjadi partner sejati para pemimpin/pengambil keputusan, inilah dasar pemikiran yang diambil untuk mengajak para ilmuwan kebencanaan mendirikan wadah dalam Kebencanaan. IABI dibentuk dengan tujuan, mensosialisasikan perkembangan konsep dan pengetahuan tentang kebencanaan kepada pemangku kepentingan terutama para penentu kebijakan, perguruan tinggi dan lembaga riset, swasta/industri, dan masyarakat/LSM kebencanaan, dan melakukan riset kebencanaan yang strategis dan menjadi prioritas nasional untuk dipublikasikan dan disebarluaskan kepada para pemangku kepentingan termasuk masyarakat akademis. Dalam perkembangannya Pemerintah telah berusaha meningkatkan pelayanannya melalui jalur pendidikan kebencanaan, organisasi peduli bencana dan pihak dunia usaha, sinergisitas tersebut dapat memperkuat penanggulangan bencana. Pada potret penanggulangan bencana di daerah belum berjalan efektif karena kebijakan yang tidak mendukung, Peraturan Daerah yang belum mendukung penanggulangan bencana secara efektif, seperti belum ada standar pelayanan minimum penangulanggan bencana. Seperti polemik BPBD menjadi dinas di daerah, hal ini menjadi kendala penguatan lembaga Penanggulangan Bencana di daerah. Potret pengarusutamaam dalam pembangunan yakni masih belum adanya pengintegrasian pada program prioritas pembangunan Penanggulangan Bencana. Selain itu Potret pemberdayaan masyarakat masih perlu di tingkatkan dengan lebih dilibatkan, kendala yang dihadapi belum adanya sasaran anggaran dengan kelompok rentan, dan kearifan lokal dalam pemberdayaan. Untuk Potret kemitraan masih perlu diperbaiki, karena masih belum ada implementasi dari forum kebencanaan, belum adanya sinergi dalam penanggulangan bencana antara pihak terkait, masih lemahnya kesadaran dalam pendidikan kebencanaan, belum adanya insentif kepada pihak yang telah berkontribusi dalam Penanggulangan Bencana sedangkan Potret akuntabilitas Penanggulangan Bencana sudah semakin membaik,” kata Syamsul. Climate Change Peningkatan emisi karbon disebabkan pertumbuhan populasi, industri dan ekonomi perlu mengambil tindakan segera untuk mengurangi perubahan iklim dan dampaknya. Dalam buku yang bertajuk How to Make Cities More Resilient, yang dikeluarkan oleh UNISDR pada tahun 2012 dijelaskan menuju kota tangguh yaitu menciptakan organisasi dan koordinasi untuk memahami dan mengurangi risiko bencana, berdasarkan partisipasi kelompok masyarakat yaitu menyiapkan anggaran dalam upaya PRB dan penguatan kapasitas masyarakat, lembaga pendidikan, kesehatan dan lainnya, menjaga keterbaruan data bahaya/ancaman dan kerentanan dalam upaya pengkajian risiko bencana, melakukan investasi dalam upaya perlindungan, peningkatan dan ketangguhan infrastruktur, melakukan perlindungan fasilitas sekolah dan rumah sakit, membangun regulasi dan perencanaan penggunaan lahan, memastikan terlaksananya program pendidikan dan pelatihan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran publik, melakukan perlindungan terhadap lingkungan dan ekosistem, memasang peralatan peringatan dini dan penguatan kapasitas manajemen tanggap darurat, dan setelah bencana, pemulihan dan pembangunan kembali komunitas haruslah terkoordinir dengan baik. Salah satu hasil penting yang menjadi pedoman dalam melakukan penyempurnaan dan atau formulasi kebijakan yakni manajemen bencana harus didasarkan pada tingkat risiko bencana, dan karakteristik lingkungan, pentingnya inventasi dalam pengurangan risiko bencana dan ketersediaan data populasi, untuk memperkuat kesiapsiagaan dan pemulihan. Kedepan perlunya konsep pembangunan yang berkelanjutan yaitu pembangunan yang baik tidak membawa dampak negatif bagi generasi selanjutnya yakni terwujudnya keamanan dan ketahanan pangan.
Penulis


BAGIKAN