Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Optimalisasi Penanggulangan Bencana Dengan Riset

Dilihat 332 kali
Optimalisasi Penanggulangan Bencana Dengan Riset

Foto : Optimalisasi Penanggulangan Bencana Dengan Riset ()

BANDUNG – BNPB dan Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-3 pada 23 – 24 Mei di kampus ITB, Bandung.  Pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi dengan pihak terkait penanggulangan bencana dan strategi PRB di Indonesia.  

Dalam sambutannya, Sekretaris Utama BNPB Dody Riswandi yang mewakili Kepala BNPB mengatakan bahwa perubahan iklim dan demografi ikut mempengaruhi kejadian bencana. Pada masa mendatang bencana tidak hanya sekedar bencana tetapi dapat mempengerahui sektor lain. Untuk itu perlunya kerjasama dengan sektor lain. IABI dapat mendorong penelitian bencana yang dapat berguna  bagi negara-negara risiko bencananya tinggi", kata Dody.

Sementara itu Prof. Kadarsyah selaku Rektor ITB, mengatakan, "seperti kita ingat peristiwa Tsunami di Aceh yang menyebabkan kerusakan parah menjadi pusat perhatian masyarakat di dunia, untuk pengurangan risiko bencana menjadi prioritas, seperti mitigasi, peningkatan kesiapsiagaan. Untuk pasca bencana build back better, pengalaman saya saat berkunjung ke Aceh, pasca bencana,  seperti kapal yangg terdampar di atas rumah, saya tidak bisa bayangkan kejadian yang begitu parah. Peran penanggulangan bencana untuk pembangunan berkelanjutan dapat mengetaskan kemiskinan, akibat dari bencana alam. ITB dalam institusi pendidikan telah menjembatani penelitian dan pengembangan dalam pengurangan risiko bencana. Seperti industri inovation dan infrastructure agar dapat mewujudkan dampak yang baik dalam penanggulangan bencana. Seperti kita ketahui persoalan bencana bukan hanya urusan pemerintah, tetapi perlunya kerjasama dengan semua pihak terkait penanggulan bencana. Dalam perkembangannya ITB telah banyak meneliti, memetakan wilayah bahaya bencana maupun kajian-kajian science dalam penanggulangan bencana. Seperti kejadian banjir di wilayah Bandung selatan, karena banyak pembangunan rumah di aliran sungai. 

Penelitian-penelitian ITB telah menghasilkan alat penyaringan air, alat pengisap debu, alat pendeteksi getaran tanah dan lainnya.Tantangan ke depan bagaimana alat inovasi penanggulangan bencana dapat mudah diakses masyarakat, dan harganya murah. Saya berharap pada pertemuan ini dapat meningkatkan kerjasama dengan pihak penanggulangan bencana dan dapat memberikan kajian, solusi dalam pengurangan risiko bencana," tutur Kadarsyah.

Sementara itu Ridwan Kamil selaku  walikota Bandung mengatakan,"saya selalu melakukan inovasi dalam mengembangkan kota Bandung lebih baik. Pembangunan Bandung tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi adanya nilai manfaat. Kami bereksperimen dalam pengembangan desa tangguh bencana, yaitu pembangunan desa dengan melihat indek risiko bencana. Dibutuhkan pemimpin yang bisa berinovasi dan menemukan solusi dalam permasalahan penanggulangan bencana dan tantangannya. Background ilmu saya adalah seorang arsitek, jadi lebih ke pasca bencana. Saya pernah mendesain museum pasca bencana Tsunami di Aceh. Belajar dari penanganan bencana Tsunami di Jepang, kita harus belajar dari negara Jepang, dimana penanganan bencana sudah cepat, dan baik seperti korban bencana cepat ditangani. Kita juga perlu mengedukasi masyarakat agar mau tolong menolong. Penanggulangan bencana tidak hanya dari segi teknologi bencana tetapi dapat melahirkan teori mitigasi bencana, nilai preventif dan nilai sosial", kata Ridwan.

Pada Pertemuan Ilmiah Tahunan ini terdapat beragam aktivitas yaitu seminar nasional, diskusi panel, pameran, dan kunjungan lapangan.(Rus)
Penulis


BAGIKAN