Optimalisasi Penanganan Bencana Jateng Melalui Identifikasi Data Dukung Logistik
24 Jun 2021 04:34 WIB
Foto : Kegiatan Identifikasi Dukungan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang diselenggarakan di Hotel Grandhika Pemuda Semarang, Rabu (23/6). (Istimewa)
JAKARTA – Indonesia saat ini sedang mengalami kenaikan infeksi Covid-19 di beberapa wilayah yang merupakan imbas dari pergerakan masyarakat pascalibur Lebaran. Kondisi ini diperburuk dengan masuknya varian Delta ke Indonesia yang dianggap lebih mudah menular. Pulau Jawa mengalami peningkatan kasus tertinggi dengan faktor padatnya penduduk serta mobilitas yang tinggi. Salah satunya adalah Jawa Tengah, yang berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per 22 Juni 2021 menduduki peringkat ketiga nasional dalam penyebaran infeksi Covid-19.
Sehubungan dengan kondisi di atas ditambah dengan kerawanan bencana alam di Provinsi Jawa Tengah, menjadi sangat krusial untuk adanya sebuah basis data terkait infrastruktur logistik serta narahubung yang dapat dihubungi pada saat darurat bencana. Informasi tersebut akan memudahkan pada saat proses distribusi dan pengerahan logistik ke wilayah terdampak. Seperti kita ketahui, sesaat setelah terjadi bencana, jamak ditemukan ruas jalan utama yang rusak, kelumpuhan moda transportasi dan penumpukan bantuan kemanusiaan.
Kegiatan Identifikasi Dukungan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) ini dilaksanakan pada 23 Juni 2021 di Hotel Grandhika Pemuda Semarang dengan mengundang Kabid Kedaruratan dan Logistik serta Kasie Logistik dari 14 BPBD Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan panitia kegiatan berasal dari Direktorat Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB dengan didukung oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah.
Sebelumnya, kuesioner data infrastruktur logistik telah didistribusikan oleh BPBD Provinsi ke 33 BPBD Kabupaten/Kota. Hal ini dilakukan karena data-data tersebut tidak hanya dimiliki oleh BPBD, namun juga harus berkoordinasi dengan OPD terkait, lembaga usaha, dan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan aplikasi INALOGPAL kepada BPBD Kabupaten/Kota dan memasukkan data manual yang telah dikumpulkan BPBD ke dalam aplikasi tersebut, agar lebih mudah diakses dan dimutakhirkan secara periodik. Dari 28 perwakilan BPBD Kabupaten/Kota yang diundang, 16 hadir secara langsung di Hotel Grandhika Pemuda Semarang, sedangkan 2 peserta hadir secara daring.
Kegiatan pembukaan diawali dengan pembacaan laporan kegiatan oleh Kasubdit Kemitraan BNPB, ucapan selamat datang dari Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah serta arahan dari Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB. Setelah pembukaan, dua paparan disampaikan oleh PT. Zamasco Mitra Solusindo sebagai provider aplikasi INALOGPAL dan Kasubdit Kemitraan BNPB mengenai penjabaran singkat aplikasi tersebut. Setelah makan siang, para peserta kembali ke ruangan untuk memasukkan data yang telah diperoleh ke dalam aplikasi dengan didampingi oleh personil BNPB. Acara diakhiri dengan evaluasi, kesimpulan dan penutupan oleh Kasubdit Kemitraan BNPB.
Dalam arahannya, Ibnu Asur, MM, Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB, menyampaikan bahwa walaupun tidak semua 33 Kabupaten/Kota diundang karena kondisi pandemi yang tidak memungkinkan, beliau mengingatkan agar semua Kabupaten/Kota dapat mengumpulkan data-data terkait logistik yang diperlukan dan dimasukkan ke dalam aplikasi. Selain itu, beliau juga berpesan agar aplikasi INALOGPAL dapat digunakan dalam kegiatan rutin di kantor BPBD dan data-data yang ada agar tetap dimutakhirkan secara berkala karena itulah kunci agar aplikasi tersebut tidak menjadi dorman.
Menyandang predikat sebagai negara yang sangat rawan bencana tidak seharusnya dijadikan alasan Indonesia tidak membenahi sengkarut yang ada di bidang data kebencanaan. Sudah selayaknya BNPB dan BPBD sebagai ujung tombak penanganan bencana di Indonesia untuk mulai membenahi data-data yang ada demi penanggulangan bencana yang lebih efektif dan efisien di masa yang akan datang.
Tim Komunikasi Kebencanaan BNPB