Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Monitoring dan Evaluasi Sekolah Lapang Mitigasi Partisipatif Karhutla di Jambi

Dilihat 73 kali
Monitoring dan Evaluasi Sekolah Lapang Mitigasi Partisipatif Karhutla di Jambi

Foto : Arip warga desa Lagan Ulu kabupaten Tanjung Jabung Timur provinsi Jambi memperlihatkan tanaman Cabai yang menggunakan metode demplot, Rabu (16/6). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/M Arfari Dwiatmodjo)


TANJUNG JABUNG TIMUR - Direktorat Mitigasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melakukan monitoring dan evaluasi sekolah lapang mitigasi partisipatif kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Rabu (16/6). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan hasil dari pelatihan penerapan pemanfaatan lahan gambut tanpa bakar guna mengurangi karhutla yang telah dilaksanakan pada November 2020 yang lalu. 

Metode yang digunakan saat itu adalah dengan demontration plot (demplot) yaitu metode penyuluhan dalam mengolah lahan kepada masyarakat, dengan cara membuat lahan percontohan, agar masyarakat bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. Dalam hal ini dicontohkan bagaimana mengolah buah, sayur atau kebutuhan pangan lainnya dengan cara alami yang dapat tumbuh di lahan gambut. 

Radito Pramono perwakilan Direktorat Mitigasi Bencana BNPB menyampaikan, kehadiran BNPB untuk melihat lahan masyarakat yang dijadikan demplot tersebut. 

"Kehadiran kami tentunya ingin melihat langsung demplot yang berhasil dari November kita melakukan pelatihan penanaman, pemeliharaan hingga panen," ucap Radito. 

Kemudian ia berharap bagi masyarakat yang berhasil, agar membantu tetangganya sehingga nantinya akan makin bertambah lahan yang mempraktikan metode tersebut. 

"Bapak-bapak yang berhasil diharapkan membagikan ilmu dan cara pemanfaatan lahan kepada masyarakat sekitar, sehingga lama-lama makin banyak lahan yang diolah melalui demplot," lanjutnya. 

Sementara itu Marinus Kristiadi Harun Fasilitator Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menjelaskan tanah dan lingkungan tempat kita tinggal merupakan warisan dari pendahulu kita sehingga kita pun harus mewariskan lingkungan yang baik bagi penerus kita. 

"Pemanfaatan lahan gambut tanpa bakar ini selain bermanfaat bagi kita, juga bermanfaat bagi anak dan cucu kita, oleh karena itu kita harus menjaga lahan dan pertanian ini," kata Marinus. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Lagan Ulu Zia Azmi mengungkapkan warganya yang menggunakan metode demplot mengaku mendapatkan hasil yang lebih baik dari cara sebelumnya. 

"Pengakuan warga yang menggunakan demplot, hasil panen lebih banyak dan lebih hemat pembiayaan dari proses bibit sampai panen, sehingga kedepannya kami akan terus mensosialisasikan demplot agar lebih banyak warga yang menggunakannya," ungkap Zia. 

Selanjutnya Arip warga Desa Lagan Ulu yang lahannya memakai metode demplot menceritakan pengalamannya, pada lahan yang menggunakan metode demplot hasil panen lebih banyak dibanding yang tidak. 

"Seperempat lahan yang saya miliki, saya coba menggunakan demplot, hasilnya lebih banyak dari lahan yang bukan demplot," tutur Arip. 

"Perawatan tanaman pun lebih mudah dan murah serta ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan alami berupa pupuk yang berasal dari kotoran ternak, sisa padi dan tanaman liar pun dapat dimanfaatkan, menyebabkan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit," tutup Arip. 

Sebagai informasi sekolah lapang mitigasi partisipatif karhutla ini merupakan kerja sama BNPB, BRGM dan pemerintah daerah provinsi Jambi dan kabupaten Tamjung Jabung Timur. Dengan melakukan pelatihan, pembinaan dan pendampingan langsung ke masyatakat oleh tim ahli.



Tim Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN