Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Meski Katulampa Siaga 1, Jakarta Tidak Akan Banjir Besar

Dilihat 335 kali
Meski Katulampa Siaga 1, Jakarta Tidak Akan Banjir Besar

Foto : Meski Katulampa Siaga 1, Jakarta Tidak Akan Banjir Besar ()

JAKARTA - Hujan berintensitas tinggi di kawasan hulu daerah aliran Sungai Ciliwung di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyebabkan tinggi muka air (TMA) stasiun Bendung Katulampa melonjak tinggi pada Jumat (1/4). Pos pengamatan TMA di Bendung Katulampa mencatat 200 cm pada pukul 17.00 Wib yang berarti level Siaga Satu. Level ancaman tertinggi dari banjir. Pusdalops BPBD Provinsi DKI Jakarta segera menginformasikan TMA kepada semua pihak menggunakan jalur sosial media dan lainnya agar masyarakat dapat mengantisipasi banjir di kawasan bantaran Sungai Ciliwung. Kronologi kenaikan TMA di Bendung Katulampa sebagai berikut: Pukul 16.00 WIB, TMA ; 80 cm   (siaga 3); Pukul 16.35 WIB, TMA ; 130 cm (siaga 3); Pukul 16.40 WIB, TMA ; 150 cm (siaga 2); Pukul 16.45 WIB, TMA ; 180 cm (siaga 2); Pukul 17.00 WIB, TMA ; 200 cm (siaga 1); Pukul 17.30 WIB, TMA : 250 cm (siaga 1); Pukul 18.00 WIB, TMA : 150 cm (siaga 2). Diperkirakan sekitar  6 – 9 jam atau pada Jumat (1/4) pukul 22.00 - Sabtu (2/4) pukul 02.00 Wib, air akan sampai Pintu Air Manggarai. Antisipasi wilayah yang kemungkinan akan terdampak banjir adalah bantaran sungai di daerah : - Srengseng Sawah - Pejaten Timur - Rawajati - Kalibata - Pengadegan - Balekambang - Cawang - Kebon Baru - Bukit Duri - Cililitan - Bidara Cina - Kampung Melayu Diperkirakan banjir yang terjadi tidak besar. Hanya berupa genangan di bantaran sungai Ciliwung yang telah tumbuh banyak permukiman di kawasan tersebut. Banjir besar tidak terjadi karena ruas sungai lain sepanjang Sungai Ciliwung tinggi muka airnya normal (Siaga 4), hujan tidak merata dan siaga satu hanya berlangsung satu jam saja. Tingginya fluktuasi debit sungai Ciliwung antara siaga 4 berubah secara cepat menjadi siaga 1, kemudian turun ke siaga 4 kembali atau normal mengindasikan bahwa DAS Ciliwung sudah sakit atau kritis. Koefisien rejim sungai yang kontras mengindikasikan bahwa keseimbangan sistem hidrologi di DAS tersebut sudah rusak. Ini disebabkan dampak perubahan penggunaan lahan yang makin tidak terkendali di bagian hulu sehingga bagian hilir semakin rentan banjir. Sudah banyak upaya penanggulangan banjir di kawasan hulu, seperti reboisasi, penghijauan, penataan sungai, regulasi, konservasi tanah dan air, dan lainnya. Namun upaya tersebut selalu kalah cepat dengan faktor-faktor penyebab banjir sehingga DAS tetap kritis. Masyarakat di bantaran sungai Ciliwung diminta untuk waspada menghadapi banjir kiriman dari hulu. Carilah tempat yang aman. Evakuasi barang-barang berharga ke tempat yang aman. Awasi anak-anak bermain di sekitar sungai. Listrik hendaknya dimatikan. Sebab banyak korban banjir bukan disebabkan karena banjir tetapi karena ketelodoran atau kelengahan. Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Penulis


BAGIKAN