Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Menuju GPDRR 2022, BNPB Lakukan Evaluasi Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta

Dilihat 93 kali
Menuju GPDRR 2022, BNPB Lakukan Evaluasi Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta

Foto : Kegiatan Evaluasi Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta, Rabu (26/1). (Direktorat Mitigasi Bencana)



YOGYAKARTA - Satu dekade yang lalu, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah 5th Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) yang diselenggarakan di kota Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung pada 22 – 25 Oktober 2012 itu mengangkat tema “Memperkuat Kapasitas Lokal dalam Pengurangan Risiko Bencana (Strengthening Local Capacity on Disaster Risk Reduction)." Saat itu acara dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia dan Presiden Republik Nauru, 25 menteri, serta 2.600 peserta dari 72 negara. 

Pertemuan tersebut menghasilkan 7 butir deklarasi Yogyakarta, meliputi; 1) Mengintegrasikan upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dalam program pembangunan nasional, 2) Implementasi pembiayaan risiko bencana di Indonesia, 3) Menguatkan tata kelola risiko dan kemitraan di tingkat local, 4) Membangun ketangguhan masyarakat, 5) Mengindentifikasi hal-hal yang akan dicapai pasca Hyogo Framework for Action (HFA), 6) Mengurangi faktor-faktor yang menjadi akar dari risiko bencana, dan 7) Mengimplementasi isu-isu lintas sectoral dalam HFA.

Menuju 7th Global Plarform Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang akan diselenggarkaan pada Mei 2022 mendatang di Bali, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Mitigasi Bencana melakukan kegiatan Evaluasi Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta yang merupakan tahap perangkuman perkembangan dan praktik baik upaya pengurangan risiko bencana hasil dari rangkaian Webinar Literasi Kebencanaan, yang diselenggarakan selama 2021 lalu, berdasarkan 7 Butir Deklarasi Yogyakarta.  

Direktur Mitigasi Bencana BNPB Taufik Kartiko mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merangkumkan hasil seluruh Webinar Literasi Kebencanaan. 

“Tim Penyusun Laporan Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta ini bertugas menggabungkan seluruh Webinar Literasi Kebencanaan dari butir 1 hingga butir ke 7 Deklarasi Yogyakarta dan laporan yang telah disusun akan menjadi bagian dari dokumen Pemerintah Republik Indonesia pada kegiatan 6th GPDRR 2022," ujar Taufik dalam laporannya pada pembukaan kegiatan Evaluasi Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta di Yogyakarta, Rabu (26/1).

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi mengatakan bahwa praktik baik yang telah terangkum dapat dijadikan pembelajaran dan ditingkatkan oleh masyarakat. 

“Capaian-capaian ini dapat menjadi praktik baik yang dapat ditiru bahkan ditingkatkan oleh masyarakat dan Indonesia dapat dikenal menjadi negara yang unggul di dalam penanggulangan bencana," ujar Prasinta.

Prasinta turut menyampaikan apresiasi pada para narasumber, tim penyusun Evaluasi Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta, dan Direktorat Mitigasi bencana sebagai panitia penyelenggara.

“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan peran serta aktif tim penyusun laporan Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta dari hasil 5th AMCDRR 2012 dan Direktorat Mitigasi Bencana sebagai Tim Webinar Literasi Kebencanaan, kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat kesiapan kita dalam upaya penanggulangan bencana," tutupnya.

Adapun narasumber dalam kegiatan Evaluasi Potret 10 Tahun Deklarasi Yogyakarta antara lain, Unsur Pengarah BNPB Rahmawati Hussein, Praktisi Kebencanaan Sugeng Triutomo, Local Government for Sustainability Country Manager ICLEI Ari Mochamad, Praktisi Kebencanaan Rinsan Tobing, Head of System Strengthening Program SIAP SIAGA DFAT Valentinus Irawan,  Ketua UPN Veteran Yogyakarta/FPTPRB Eko Teguh Paripurno, Wasekjen IABI Dicky Pelupessy, Ketua MPBI Avianto Amri, Co-founder SRI Institute Dati Fatimah, dan Praktisi Kebencanaan Djuni Pristianto.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN