Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Menguji Kesiapan Klaster Logistik Wilayah Yogyakarta dalam Menghadapi Ancaman Erupsi Merapi

Dilihat 127 kali
Menguji Kesiapan Klaster Logistik Wilayah Yogyakarta dalam Menghadapi Ancaman Erupsi Merapi

Foto : Gladi ruang kesiapan klaster logistik dalam mengantisipasi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang diselenggarakan secara daring pada 7 - 8 September 2021 (Ayu Setiadewi)

YOGYAKARTA – Gunung Merapi masih memiliki potensi bahaya erupsi yang dapat berdampak besar terhadap masyarakat di sekitarnya. Menjawab ancaman tersebut, BNPB dan Pemerintah DIY melakukan uji kesiapan klaster logistik di wilayah. 

Uji kesiapan ini bertujuan untuk mempersiapkan anggota klaster logistik di wilayah DIY dalam mengantisipasi bahaya erupsi dan mengecek respons yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab anggota klaster. Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk gladi ruang atau table top exercise (TTX) untuk melihat sistem optimasi jaringan logistik dan peralatan. Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Ir. Harmensyah, S.E., Dipl., M.M. berharap para anggota klaster dapat meningkat kapasitasnya.

“Kami berharap para anggota klaster dari pemerintah daerah dan mitranya dapat memanfaatkan uji kesiapan ini untuk mengoptimalkan kolaborasi dan kesiapan, khususnya dalam dukungan logistik dan peralatan, menghadapi ancaman erupsi Merapi,” ujar Harmensyah saat membuka acara secara daring pada Selasa (7/9).

Kegiatan tersebut menjadi media penyegaran para anggota klaster logistik di wilayah DIY yang dibentuk sejak 2016 lalu. Para anggota di setiap organisasi dapat saling berkomunikasi sehingga anggota-anggota yang baru mengenal maupun mengidentifikasi anggota dan organisasi yang terlibat di dalam klaster ini. Pada kesempatan itu, BNPB melalui Direktorat Optimasi Jaringan akan memutakhirkan daftar anggota di dalam surat keputusan klaster logsitik. 

Uji kesiapan ini berlangsung pada 7 – 8 September 2021 dengan menggundang anggota klaster logistik wilayah DIY. Personel yang didapuk menjadi fasilitator TTX yaitu Surya Rahman (HFI), Ilham Huznul (PMI) dan Marlina Adisty (Pusdiklat PB), sedangkan pengamat dan evaluator untuk pelatihan ini adalah Rudi Phadmanto (Tenaga Ahli Bidang Logistik dan Peralatan), Soetrisno (Tenaga Ahli Bidang Kedaruratan), dan Abdoel Malik (MDMC). Pengendali TTX diperankan perwakilan WFP Iksanuddin dan Kepala Subdirektorat Kemitraan BNPB Sri Widiastuti. TTX tersebut ditutup dengan kegiatan after action review yang dipimpin oleh Kristanto Sinandang. 

Pada hari pertama, 7 September, kegiatan diawali dengan sambutan Kepala Pelaksana BPBD DIY, Drs. Biwara Yuswantana, M.Si. yang dilanjutkan dengan arahan sekaligus pembukaan oleh Plt. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB. Hari pertama yang membahas materi akademis mencakup topik antara lain pembentukan klaster logistik daerah, rencana kontinjensi Gunung Merapi, pengenalan TTX dan Jamboard serta direktif latihan. 

Hari kedua, 8 September, TTX berlangsung dengan tiga _moves_, yaitu peringatan dini dan siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat, dengan didampingi oleh fasilitator dan pengamat. Selama TTX ini, para anggota klaster lgositik sangat aktif dalam berdiskusi dan berkoordinasi meskipun tersambung secara virtual. 

Sebanyak 78 anggota klaster hadir pada saat sesi akademis, dan sebanyak 77 anggota hadir pada saat pelaksanaan simulasi ruang. Sebelum memulai uji kesiapan dalam bentuk TTX tersebut, Harmensyah menyampaikan pentingnya agar tiap anggota yang hadir pada sesi akademis untuk tetap mengikuti kegiatan simulasi di keesokan harinya. Tidak lupa beliau juga meminta agar seluruh peserta dapat berpartisipasi aktif selama dua hari kegiatan. 

Banyak evaluasi yang didapatkan dari kegiatan ini, seperti perlunya dikaji kembali pembagian bidang di dalam keanggotaan klaster logistik di wilayah, perlunya pembenahan kembali mengenai keakuratan skenario, dan pertimbangan bagaimana mengatasi kesenjangan pemahaman di antara anggota klaster. 

Pelaksanaan TTX virtual ini memberikan momen yang tepat bagi para pelaku kebencanaan di DIY untuk mengevaluasi dokumen-dokumen pendukung dan struktur keanggotaan klaster. Semua pihak juga mengapresiasi kerja keras Direktorat Optimasi Jaringan BNPB yang telah berhasil menyelenggarakan TTX secara full daring pertama kali dalam sejarah ini.

Pemerintah DIY merupakan wilayah administrasi setingkat provinsi yang membentuk klaster logistik melalui surat keputusan Gubernur DIY Nomor 197/KEP/2016. Pengalaman klaster di wilayah ini dapat menjadi percontohan terhadap klaster logistik di provinsi lain. Sesuai dengan ungkapan bahwa bencana adalah urusan bersama, keanggotaan klaster DIY memiliki gabungan dari unsur pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat. 

Klaster logistik ini sangat dibutuhkan dalam respons terhadap ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi karena berdasarkan data Indeks Risiko Bencana Indonesia 2020, tiga kabupaten di DIY memiliki risiko tinggi untuk bencana erupsi Gunung Merapi. Aktivitas vulkanik gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah ini masih berada pada status level III atau ‘Siaga’ sejak 5 November 2020 lalu. Hingga kini aktivitas vulkanik masih kerap terjadi dan berdampak minor di sekitar lereng gunung. 


Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 


Penulis


BAGIKAN