Luapan Sungai Cisunggalah Banjiri Permukiman Warga di Kabupaten Bandung
11 Nov 2021 05:21 WIB
Foto : Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, memicu terjadinya luapan Sungai Cisunggalah, Rabu (10/11). Dari luapan yang tidak dapat tertampung oleh sungai tersebut menyebabkan permukiman warga di Desa Penyadap terendam banjir. (BPBD Kabupaten Bandung)
JAKARTA - Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, memicu terjadinya luapan Sungai Cisunggalah, Rabu (10/11). Dari luapan yang tidak dapat tertampung oleh sungai tersebut menyebabkan permukiman warga di Desa Penyadap terendam banjir.
Laporan visual yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), luapan sungai juga menyebabkan tanggul sungai jebol di beberapa titik. Arus luapan air dari jebolan tanggul Sungai Cisunggalah terpantau cukup deras dan mulai menggenangi rumah-rumah warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung segera turun ke lapangan untuk melakukan asesmen dan memonitor perkembangan banjir tersebut.
Kondisi mutakhir yang dilaporkan per pukul 18.22 WIB, terpantau kondisi air mengalami peningkatan dengan Tinggi Muka Air (TMA) 10-110 sentimeter. Sementara itu 10 unit rumah yang ditinggali 10 KK atau 30 jiwa terdampak dan 3 di antaranya mengalami rusak sedang.
Hingga rilis ini diturunkan, belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa.
Waspada La Nina
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang menyatakan bahwa hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Jawa Barat hingga Kamis (11/11). BMKG juga menyatakan status ‘waspada’ bagi wilayah Provinsi Jawa Barat untuk potensi dampak bencana hidrometeorologi basah yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
BMKG sebelumnya juga telah merilis informasi adanya fenomena La Nina yang melanda sebagian besar wilayah Tanah Air hingga Februari 2022 mendatang. Adapun fenomena tersebut menurut BMKG berdampak pada kenaikan intensitas hujan dan dapat memicu terjadinya bencana seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito sebelumnya dalam 'Rapat Koordinasi BNPB-BPBD Kesiapsiagaan Menghadapi Dampak La Nina' telah mewanti-wanti kepada seluruh pemangku kebijakan daerah agar melakukan upaya mitigasi, mempersiapkan diri dan selalu siaga dalam menghadapi adanya potensi bencana dari dampak La Nina tersebut. Adapun hal itu juga merupakan arahan langsung Presiden Joko Widodo bahwa penanggulangan bencana harus mengutamakan upaya pencegahan dan mitigasi.
“Fenomena La NIna harus bersama-sama kita antisipasi dan kita siapkan kesiapsiagaannya,” jelas Ganip, Kamis (4/11).
Ganip berharap agar upaya peningkatan kesiapsiagaan dan mitigasi itu kemudian dapat dilakukan seluruh elemen di daerah hingga level terkecil. Selain itu, pelibatan seluruh unsur ‘Pentaheliks’ mulai dari pemerintah, komunitas, akademisi, masyarakat, dunia usaha dan media massa menjadi penting dalam penanggulangan bencana, sebab bencana adalah urusan bersama.
“Para level yang libel kecil, yaitu kabupaten/kota, kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan,” tandasnya.
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB