Lebih dari 3.500 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir Karawang
10 Feb 2021 05:56 WIB
Foto : Lebih dari 3.500 keluarga mengungsi akibat banjir yang melanda 17 kecamatan di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. (BPBD Kabupaten Karawang)
JAKARTA – Lebih dari 3.500 keluarga mengungsi akibat banjir yang melanda 17 kecamatan di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan luapan beberapa air sungai pada Minggu (7/2), pukul 07.00 WIB.
Sebanyak 17 kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian muka air beragam. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang pada Selasa (9/2), pukul 08.00 WIB mencatat banjir masih menggenangi beberapa wilayah dengan tinggi muka air antara 10 hingga 150 cm.
Data BPBD setempat mencatat 17 kecamatan terdampak yaitu di Kecamatan Cilamaya Wetan, Rengasdenglok, Telukjambe Barat, Karawang Barat, Kotabaru, Jatisari, Cikampek, Tirtamulya, Telukjambe Timur, Karawang Timur, Banyusari, Cilamaya Kulon, Batujaya , Cilebar, Pakisjaya, Pangkalan dan Klari.
Dari sejumlah kecamatan tersebut, 12.650 KK atau 37.474 jiwa terdampak banjir. Sedangkan warga yang mengungsi sejumlah 3.625 KK atau 8.648 jiwa.
Selain berdampak pada pengungsian, banjir mengakibatkan kerugian material berupa 11.044 unit rumah terendam, sekita 450 hektar sawah terdampak, 2 unit rumah rusak berat, dan 9 unit rumah rusak sedang.
BPBD Kabupaten Karawang bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, dinas terkait, sukarelawan dan masyarakat untuk melakukan upaya penanganan darurat.
Kabupaten Karawang termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 30 kecamatan dengan luas area 146.394 hektar berada pada tingkat bahaya tersebut.
Wilayah kecamatan terdampak masih berpotensi hujan ringan bahkan sedang pada esok hari (10/2). Masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi Info BMKG untuk mengetahui prakiraan cuaca hingga tingkat kecamatan. Informasi ini dapat bermanfaat untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya, khususnya banjir.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB