Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

KULIAH PERDANA PENANGGULANGAN BENCANA DI UNIVERSITAS BUNG HATTA

Dilihat 345 kali
KULIAH PERDANA PENANGGULANGAN BENCANA DI UNIVERSITAS BUNG HATTA

Foto : KULIAH PERDANA PENANGGULANGAN BENCANA DI UNIVERSITAS BUNG HATTA ()

PADANG (4/12). Masalah kebencanaan telah menjadi kewajiban dan tanggung jawab lintas sektor untuk terlibat di dalamnya. Salah satu wujud untuk meningkatkan keterlibatan para pihak tersebut adalah dibukanya Program Studi Pascasarjana Manajemen Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana DR. Syamsul Maarif, M.Si. berkesempatan memberikan sesi kuliah perdana kepada mahasiswa Program S2 di Kampus I Universitas Bung Hatta, Ulakkarang, Padang, pada 3 Desember 2013.

Dalam sesi kuliah tersebut, disampaikan bahwa dampak bencana pada prinsipnya dapat ditekan dan diminimalisir. Bencana dapat dipandang dari setidaknya empat perspektif, yaitu dari sudut pandang peperangan, kerentanan sosial, krisis dan ketidakpastian dan politik, serta sosiologi dan ekonomi. “Dalam bencana ada kebijakan publik yang perlu diperhatikan sebagai sisi kearifan lokal,” kata Kepala BNPB yang membawakan materi berjudul “Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas di Indonesia."

Menurut Syamsul, masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu telah memiliki kearifan lokal yang berguna dalam penanggulangan bencana. Kearifan ini hendaknya tidak diabaikan, kendati masyarakat modern telah semakin maju dalam hal teknologi dan teknik penanggulangan bencana. Kearifan lokal terutama membantu memelihara kesadaran masyarakat agar selalu waspada dan mengurangi potensi bencana di sekitarnya. “Di Sumatera Barat, ada banyak kesenian dan budaya masyarakat Minang yang menyampaikan pesan-pesan tentang kebencanaan, seperti kesenian randai, rabab pasisia, maupun petatah-petitih dan pantun-pantun orang Minang,” ujarnya.

Disebutkan Syamsul, perubahan paradigma tentang kerentanan bencana sesungguhnya tidak sulit dilakukan jika pimpinan tertinggi di suatu kelompok masyarakat dapat memberikan pengaruh positif. Apalagi, kata dia, sebagian masyarakat Indonesia masih mematuhi suara pemimpin di lingkungan tradisionalnya. 

Selain mahasiswa Pascasarjana Manajemen PRB, kuliah ini juga diikuti Wali Kota Padang Fauzi Bahar dan Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr.Niki Lukviarman. Kepala BNPB Syamsul Maarif sendiri merupakan salah satu dosen di Program Pascasarjana yang diluncurkan beberapa waktu lalu tersebut. (Slamry)

Penulis


BAGIKAN