Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Kesiapsiagaan Wonosobo dan Penanganan Darurat Banjarnegara

Dilihat 337 kali
Kesiapsiagaan Wonosobo dan Penanganan Darurat Banjarnegara

Foto : Kesiapsiagaan Wonosobo dan Penanganan Darurat Banjarnegara ()

WONOSOBO - Menindaklanjuti bencana longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, dan hasil rapat sidang kabinet bersama Presiden RI (17/12). Kepala BNPB langsung bergerak memimpin langsung rapat koordinasi dengan Bupati Banjarnegara dan Bupati Wonosobo di Kantor Bupati Wonosobo (19/12). "Maksud kami datang bukan untuk menggurui tetapi ingin mengajak bersama-sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana"ucap Syamsul Maarif selaku Kepala BNPB. Bupati Wonosobo mengatakan Wonosobo memiliki potensi bencana tinggi yakni 167 titik rawan bencana longsor, karena topografi perbukitan. Banyaknya lahan rawan bencana yang dimanfaatkan sebagai pemukiman, sangat tinggi risiko bencananya. Pemetaan kawasan rawan longsor dengan kebutuhan lebih dari 10 alat peringatan dini. "Upaya daerah dengan pola kemitraan peringatan dini sudah dilakukan sejak 2006, secara struktural melalui penanaman pohon di 3200Ha pada lahan Perhutani, 1700 lahan pertanian masyarakat, Forum kewaspadaan dini masyarakat dibangun bersama aparat pemerintah dari tingkat administrasi terendah" kata Abdul Kholiq Arif, Bupati Wonosobo. Kepala BNPB mengatakan maksud dan tujuan adalah menindaklanjuti arahan Presiden pada sidang kabinet. Apresiasi kepada Bupati yang telah melakukan upaya upaya pengurangan risiko bencana. Bahwa ada risiko yang merupakan takdir yang tidak dapat dihindari, namun ada risiko yang bisa dihindari/dikurangi risikonya. Pemerintah akan mendukung kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan. Pemerintah kabupaten mulai lurah dan camat adalah garda terdepan dalam penanggulangan bencana, dan paham secara detil ancaman dan bahaya yang dihadapi di wilayahnya."Yang paling utama adalah masyarakat tahu bahwa tempat dimana mereka tinggal merupakan daerah bahaya bencana, selanjutnya mendorong upaya-upaya PRB dan kesiapsiagaannya,"ucapnya. Sementara itu, Bupati Banjarnegara mengatakan sampai saat ini (19/12) pukul 15.00 WIB. 90 korban longsor sudah berhasil ditemukan. "Malam nanti akan dimusyawarahkan kepada ahli waris, apakah dilanjutkan pencarian korbannya, atau tidak. Mengingat curah hujan cukup tinggi dan berbahaya untuk melakukan pencarian, ucap Sutedjo Slamet Utomo. Bupati juga menyatakan segera memperpanjang masa tanggap darurat bencana tanah longsor yang akan berakhir pada 21 Desember 2014, untuk dua minggu kedepan.(acu).
Penulis


BAGIKAN