Kepala BNPB Ingatkan Upaya Hindari Penularan Covid-19 di Lokasi Bencana
06 Apr 2021 05:00 WIB
Foto : Kepala BNPB Letnan Jendral TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo (tengah dengan baju orange) menggelar konferensi pers terkait penanganan bencana di wilayah Nusa Tenggara Timur di Kantor Bupati Flores Timur, Larantuka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (5/4). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Apri Setiawan)
JAKARTA – Siklon tropis Seroja masih berpotensi memberikan dampak luas di wilayah Provinsi NTT. Beberapa kejadian bencana seperti angin kencang, banjir dan tanah longsor mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, luka-luka dan pengungsian warga. Di tengah kondisi bencana, upaya untuk menghindari penularan Covid-19 menjadi salah satu perhatian penanganan pascabencana.
Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan bahwa kasus positif Covid-19 di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sempat mengalami kenaikan meskipun beberapa minggu terakhir menunjukkan penurunan. Delapan bulan pertama, kasus Covid-19 relatif rendah. Namun setelah libur Natal dan tahun baru pada Desember dan Januari, kasus Covid-19 meningkat tinggi.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak di NTT terlebih saat ini beberapa wilayah terdampak bencana. Doni mengingatkan kepada seluruh daerah untuk melakukan langkah-langkah antisipasi, seperti memisahkan kelompok rentan dan pemuda. Hal tersebut disebutkan Doni diterapkan saat penanganan pengungsian pascagempa Sulawesi Barat beberapa waktu lalu.
Doni berbagai pengalaman saat penanganan pengungsian pascagempa Sulbar, adanya pemisahan kelompok rentan, seperti lanjut usia, wanita hamil, balita dan anak-anak dari kelompok pemuda. Ia berharap konsep ini dijalankan untuk penanganan warga yang mengungsi di wilayah NTT.
“Kami berusaha untuk mengurangi warga yang mengungsi di tempat-tempat pengungsian,” ujar Doni saat melakukan konferensi pers virtual pada Senin malam (5/4).
BNPB menggunakan skema dana tunggu hunian sehingga warga dapat melakukan sewa rumah dan tidak harus tinggal di pengungsian.
Di samping itu, BNPB bersama Kementerian Kesehatan juga menyiapkan alat skrining berupa rapid tes antigen. Mereka yang membantu warga terdampak harus dites terlebih dahulu sehingga tidak membawa virus Covid-19 dari luar.
Doni juga mengingatkan kepada koordinator di setiap pos pengungsian untuk mensosialisasikan pemahaman mengenai Covid-19, seperti gejala yang terjadi. Hal tersebut dapat bermanfaat bagi warga untuk dapat mengidentifikasi kondisinya sejak dini.
Doni meminta semua pihak untuk bekerja sama dalam penanganan Covid-19, khususnya di tengah bencana alam yang terjadi di NTT.
“Besar harapan kami kerja sama yang telah dilaksanakan sebelumnya di beberapa daerah bencana bisa memberikan pengalaman yang lebih baik,” lanjutnya.
Ia meminta para tokoh masyarakat untuk selalu mengingatkan para warganya untuk mematuhi protokol kesehatan.
Sementara itu, penanganan darurat diprioritaskan pada beberapa upaya, seperti pencarian dan penyelamatan korban yang masih hilang, penanganan korban luka, pelayanan kebutuhan dasar para warga yang mengungsi. Pengerahan alat berat yang digunakan untuk evakuasi dan pembukaan akses yang terisolir terkendala kondisi cuaca.
Hal tersebut seperti disebutkan bahwa ada 8 unit yang telah siap dikirim ke Lembata dan Adonara, termasuk 6 unit dumtruck. Namun transportasi laut belum dapat berlayar karena kondisi cuaca.
Sedangkan BNPB menyiagakan 3 unit helikopter untuk evakuasi warga luka dan kelompok rentan, serta distribusi bantuan logistik. Sejumlah wilayah masih dilaporkan terisolir akibat tanah longsor dan banjir yang menutup akses antar wilayah.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB