Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Kakak Beradik Tewas Tertimbun Longsor di Sijunjung

Dilihat 347 kali
Kakak Beradik Tewas Tertimbun Longsor di Sijunjung

Foto : Kakak Beradik Tewas Tertimbun Longsor di Sijunjung ()

SIJUNJUNG - Hujan deras sejak Kamis (20-11-2014) pukul 23.00 WIB hingga pagi harinya pukul 03.30 WIB, telah menyebabkan longsor di 12 titik di sepanjang jalur lintas Sumatera mulai dari Muaro Linggau hingga Kiliranjawo, Kabupaten Sijunjung, Sumbar pada Jumat (21-11-2014) pukul 02.00 WIB. Longsor di Jorong Ranah Pinago, Nagari Siaua, Kec Kamang Baru menyebabkan satu rumah roboh yang berpenghuni 4 orang. BPBD Kabupaten Sijunjung bersama instansi terkait dan masyarakat berhasil menemukan korban. Gifrianto (Bapak) dan Yur (Ibu)  berhasil selamat. Namun dua anaknya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di tempat. Pada pukul 04.20 WIB, Romi (anak, laki-laki, 7 tahun) berhasil ditemukan, sedangkan Gita (anak, perempuan, 11 tahun) ditemukan pada 05.15 WIB.   Kerusakan lain adalah 2 unit rumah. BPBD dan Dinas PU telah membersihkan jalan dari material longsor. Saat ini kondisi jalan sudah dapat dilalui kembali.   Masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak hujan pda Januari 2015 sehingga potensi longsor dan banjir meningkat. Longsor adalah bencana yang menyebabkan korban jiwa paling banyak selama 2014. Dari total kejadian 332 kejadian longsor, telah menyebabkan 262 orang meninggal dunia.       Daerah rawan longsor perlu memperoleh perhatian yaitu daerah-daerah pegunungan dan perbukitan di sepanjang Bukit Barisan dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung. Di Jawa dan Bali bagian tengah dan selatan. Di Sulawesi hampir sebagian besar semua wilayah. Beberapa gejala umum sebelum longsor ditandai oleh adanya keretakan tanah, amblesnya tanah pada lereng, penggembungan pada tebing lereng, miringnya pohon-pohon atau tiang-tiang pada lereng, munculnya rembesan air pada lereng secara tiba-tiba, dan mata air pada lereng menjadi keruh secara tiba-tiba.   Sutopo Purwo Nugroho Kapusdatinmas BNPB
Penulis


BAGIKAN