Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

JURNALIS VOA KUNJUNGI BNPB

Dilihat 369 kali
JURNALIS VOA KUNJUNGI BNPB

Foto : JURNALIS VOA KUNJUNGI BNPB ()

Sebanyak 30 peserta pelatihan jurnalistik Voice of America (VOA) mengunjungi kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Rabu 10 April 2013. Rombongan yang dipimpin Direktur VOA Jakarta, Frans Demo diterima langsung oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas (Pusdatinmas) BNPB, DR. Sutopo Purwo Nugroho.

Frans Demo mengatakan, "melalui kunjungan ini, jurnalis VOA berharap dapat belajar mengenai sistem pendataan dan informasi kebencanaan serta bagaimana mekanisme kerja BNPB, khususnya Pusdatinmas, selama ini. Di samping itu, kata dia, peserta juga ingin mengetahui bagaimana Indonesia sebagai negara yang termasuk rentan bencana, mempersiapkan diri menghadapi berbagai potensi risiko.

Kapusdatinmas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan posisi Indonesia yang terletak di wilayah pertemuan lempeng tektonik aktif, jalur pegunungan aktif, dan kawasan beriklim tropis; sehingga menjadikan sebagian besar wilayahnya rawan mengalami bencana alam. Jumlah korban bencana pun tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sepanjang 2012 terdata sebanyak 730 kejadian bencana, berdasarkan data laporan evaluasi penanggulangan bencana.

Menurut Sutopo, sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang BNPB, lembaga ini memegang komando utama dalam penanggulangan bencana. Kegiatan penanggulangan bencana secara garis besar meliputi beberapa tahap, yaitu: tanggap darurat (response phase), rekonstruksi dan rehabilitasi, preventif dan mitigasi, dan kesiapsiagaan (preparedness). Dengan besarnya tanggung jawab tersebut, upaya penanggulangan bencana perlu didukung sistem informasi yang memadai. Program pendidikan dan kesiapsiagaan juga memainkan peran penting.

BNPB, lanjut Sutopo, secara periodik melaksanakan program pendidikan dan penyuluhan kesiapsiagaan menghadapi bencana, termasuk dalam bentuk simulasi penyelamatan diri. Program ini melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta masyarakat, terutama yang berdomisili di sekitar kawasan rawan bencana, baik di kawasan pesisir pantai maupun di darat.

Sementara itu, dalam penyebaran informasi kebencanaan, peran unit Hubungan Masyarakat (Humas) diakui sangat penting hubungannya dengan instansi Penanggulangan Bencana pemerintah, Ormas, LSM dan masyarakat. Pentingnya penyebaran informasi kebencanaan perlu disebarkan menjangkau sebanyak mungkin orang. Informasi yang disampaikan harus akurat dan jelas agar masyarakat yang menerima informasi dapat mengambil respons yang tepat. Respons yang tepat seringkali berkaitan dengan keselamatan jiwa dan kehidupan. BNPB terus berupaya memperbaiki sistem penyebaran informasi yang paling baik di tingkat regional, nasional, dan masyarakat. Penggunaan berbagai saluran komunikasi sangat perlu untuk memastikan agar sebanyak mungkin orang diberi peringatan ketika terjadi risiko, sekaligus menghindari terjadinya kegagalan penyampaian informasi.

"Masyarakat harus memahami bahaya yang mengancam mereka. mematuhi peringatan yang diberikan, dan mengetahui bagaimana mereka harus bereaksi. Juga penting bahwa rencana penanganan bencana dilaksanakan secara tepat, serta sudah dilakukan dengan baik dan sudah teruji,”papar Sutopo.

Penulis


BAGIKAN