IOWave20, Latihan Bersama Simulasi Peringatan Dini dan Mitigasi Tsunami
07 Okt 2020 18:47 WIB
Foto : Indonesia bersama dengan negara-negara di kawasan Samudera Hindia menggelar latihan gabungan bertajuk Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOWave20) (MNCTV BPBD)
JAKARTA – Indonesia bersama dengan negara-negara di kawasan Samudera Hindia menggelar latihan gabungan bertajuk Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOWave20). Latihan yang diselenggarakan pada Selasa (6/10) menitikberatkan pada latihan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami.
Penyelenggaraan IOWave20 menggunakan tiga skenario tsunami yang disepakati oleh Inter-governmental Coordination Group/Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS) Unesco-IOC yakni Sunda Trench, Andaman Trench dan Makran Trench. Namun Indonesia hanya berpartisipasi dalam latihan dengan skenario Sunda Trench yang berada di Selatan Jawa.
Peristiwa ini disimulasikan terjadi pada pukul 10.00 WIB dan berada di selatan Jawa. Pemodelan tsunami menggunakan modelling Tsunami Observation and Simulation Terminal (TOAST) dengan menghasilkan data peringatan dini. Peringatan dini simulasi menyebutkan gempa dengan magnitudo 9.1 dan berkedalaman 10 km.
Latihan dengan metode table top exercise (TTX) ini dikoordinasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lembaga-lembaga terkait di Indonesia serta 24 negara-negara di kawasan Samudera Hindia.
Latihan bertujuan untuk mengevaluasi rantai peringatan dini tsunami dan kesinambungan standard operating procedure (SOP) antara BMKG dengan beberapa pihak terkait uji SOP, keterlibatan para pihak, tautan komunikasi di daerah seperti operator 24/7 termasuk kelengkapan komunikasi, Di samping itu, IOWave20 juga bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan para pihak dalam menerima dan memahami tingkat pesan peringatan tsunami dari BMKG.
Pada kesempatan ini, BMKG akan menguji diseminasi informasi dari perangkat warning receiver system new generation atau WRS NewGen yang telah terpasang di kantor BPBD dan mitra terkait lainnya.
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, IOWave20 merupakan sarana yang tepat untuk memahami produk peringatan dini. Tahun ini BMKG telah berhasil memasang WRS NewGen yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan berbasiskan Internet of Think (IoT), masyarakat akan menerima informasi dari BMKG dengan cepat dan didukung oleh para petugas operasional InaTEWS, maka informasi yang diterima selain cepat tentunya juga akurat.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, IOWave20 kali ini juga dalam rangkaian pelaksanaan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020.
“Skenario yang diuji pada IOWave20 yaitu tsunami di selatan Pulau Jawa yang mengancam daerah pesisir pantai selatan, bahkan sampai ke Bali, Sumatra dan Australia,” ujarnya pada hari ini, Selasa (6/10) secara virtual dalam pembukaan IOWave20.
Lilik menyampaikan, latihan ini bertujuan untuk menguji pemahaman isi berita dan menerjemahkannya menjadi tindakan tanggap bencana.
Ia menambahkan bahwa tujuan selanjutnya untuk menguji rantai peringatan dini pada masa pandemi Covid-19 terkait uji standard operating procedure (SOP), keterlibatan para pihak, tautan komunikasi di daerah terkait operator 24/7 termasuk kelengkapan komunikasi.
“IOWave20 menguji kesiapan masyarakat dalam penerimaan informasi melalui WRS-NG yang telah terpasang di kantor BMKG, BPBD dan media di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Sehari sebelumnya, Senin (5/10), Indonesia telah melakukan pra-TTX atau sesi akademik yang dihadiri 98 perwakilan BPBD. BNPB menghadirkan petugas pusat pengendali operasi (Pusdalops) yang memiliki peran sebagai salah satu rantai komunikasi peringatan dini gempa bumi dan tsunami dan perwakilan personel Direktorat Peringatan Dini sebagai tim evaluasi atau after action review (AAR).
Pada kesempatan itu, SOP peringatan dini dan peran BPBD dari setiap negara disampaikan yang nantinya menjadi bagian dari latian IOWave20.
Kegiatan yang diselenggarakan dua tahunan ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. IOWave20 tidak melibatkan masyarakat untuk melakukan gladi lapang. Hal tersebut disebabkan masih adanya pandemi Covid-19, yang mengharuskan latihan dilakukan secara virtual.
IOWave20 kali ini merupakah hasil pertemuan ke-12 ICG/IOTWMS pada Maret 2019 lalu, Saat itu, pertemuan menyetujui pembentukan tim kerja IOWave20. Di samping itu, Indonesia terpilih menjadi ketua tim kerja IOWave20.
Selanjutnya, tim kerja memutuskan untuk melakukan pelatihan pada 6, 13 dan 20 Oktober 2020 dengan tiga scenario tsunami yang berbeda, salah satunya di Pantai Selatan Jawa.
Kegiatan IOWave20 menjadi wadah bagi BMKG, BNPB, BPBD dan masyarakat terkait untuk saling berkoordinasi menguatkan peran masing-masing dalam upaya pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami.
Peserta yang mengikuti latihan yang diadakan sejak 2009 ini hampir 700 orang dari berbagai lembaga di Indonesia, antara lain dari ITB, UNESCO-IOTIC, BIG, BPPT, UN-Inspire, Basarnas, Metro TV, MNC TV, INews, TV One, 36 UPT BMKG, UPT Maritim Panjang, 130 BPBD dari 19 Provinsi, Bandara Internasionanal Yogyakarta (YIA), ORARI, RAPI, Satuan Radar 215 Congot, Universitas Mataram, Hotel Nusa Dua, Hotel Mabruk dan Perusahaan.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB