Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Informasi Keliru Soal COVID-19 Hanya Menambah Beban Psikologis

Dilihat 73 kali
Informasi Keliru Soal COVID-19 Hanya Menambah Beban Psikologis

Foto : Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. (Humas BNPB/Dume Harjuti Sinaga)



JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto mengajak masyarakat untuk bijak memilah informasi agar tidak terjerumus ke dalam hal yang keliru mengenai virus corona.

Informasi yang tidak benar hanya akan menambah beban pikiran masyarakat di tengah pandemi, belum lagi risiko kesehatan dan dampak wabah penyakit ini terhadap kehidupan sosial ekonomi sudah cukup berat.

“Oleh karena itu, mari pastikan kita tidak perlu lagi menambah beban psikologis kita dengan berita-berita dan informasi yang tidak benar, tidak bisa dipertanggungjawabkan terkait COVID-19,” ujar Yuri dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (17/4).

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa otoritas terkait, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, terus mendeteksi berita-berita keliru soal COVID-19 yang beredar di dunia maya.

“Sudah ribuan sebaran hoaks yang muncul di jejaring internet kita,” ujar Yuri.

Di samping itu Kepolisian Republik Indonesia, sebagai pihak penegak hukum, juga tengah menangani persoalan ini dan disebut akan melakukan penindakan terkait penyebaran berita yang dianggap hanya menimbulkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat.

Oleh sebab itu, Yuri mengimbau masyarakat untuk mencari dan mempercayai berita yang ditulis secara bertanggung jawab, serta dari sumber-sumber resmi, yakni pemerintah dan para pakar.

Pemerintah sendiri menyediakan saluran informasi resmi di situs covid19.go.id, hotline telepon 119, akun WhatsApp COVID-19, atau layanan telepon Kementerian Kesehatan di nomor 1500-567.

Selain itu, masyarakat juga diharap dapat mengakses informasi melalui layanan aplikasi daring, khususnya telemedicine atau aplikasi berbasis teknologi telepon pintar yang menyediakan layanan konsultasi kesehatan tanpa tatap muka.




Agus Wibowo
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN