Foto : Indonesia Sepakati Kerja Sama Penanganan Bencana ()
Suva - Pemerintah Indonesia, Senin (6/6), menyepakati kerja sama penanganan bencana dengan Pemerintah Fiji. Selain memerkuat hubungan bilateral dengan negara-negara di Pasifik Selatan, itu sebagai tindak lanjut komitmen Indonesia untuk membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi setelah bencana topan Winston di Fiji.
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI Willem Rampangilei serta Menteri Pembangunan Pedesaan dan Maritim
Dan Pengelolaan Bencana Nasional Fiji Inia Seruiratu, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Evy Rachmawati, di Suva, Fiji.
Willem dan sejumlah pejabat BNPB bersama Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Fiji Gary R M Jusuf, sebelumnya menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Fiji Josaia Vorege Bainimarama, di Suva, kemarin. menurut Willem, Josaia menyambut baik bantuan dari Indonesia dan berharap hubungan bilateral itu terus berjalan dengan baik.
Ruang lingkup kerja sama di bawah memorandum saling pengertian itu meliputi pertukaran pengetahuan dan tenaga ahli pencegahan serta kesiapsiagaan bidang pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pemulihan. Mutu sumber daya manusia pun ditingkatkan lewat berbagi pengalaman, partisipasi dalam pelatihan bersama dan program manajemen risiko bencana.
Selain itu, kerja sama tersebut berupa pemberian bantuan setara dalam hal bencana alam. " Indonesia akan memberi pendampingan teknis untuk memerkuat sistem peringatan dini bencana, termasuk pelatihan tanggap darurat. Fiji juga akan mendirikan pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana seperti yang diterapkan di Indonesia," ucap Willem.
Seruiratu menyatakan, Fiji termasuk salah satu negara Kepulauan di wilayah Melanesia, Pasifik Selatan, yang paling rawan terkena bencana, terutama topan. Jadi, pihaknya menyambut baik tawaran kerja sama Indonesia untuk memerkuat sistem mitigasi bencana agar bisa cepat merespons kebencanaan.
Fiji dihantam topan Winston, Februari lalu, dan mengakibatkan 44 orang tewas. Sebagian besar korban ditemukan di wilayah pantai barat Fiji. Ribuan rumah dan sejumlah fasilitas publik, termasuk tempat ibadah dan bangunan sekolah, rusak parah.
Rekonstruksi
Terkait hal itu, beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia memberikan bantuan 5 juta dollar AS kepada Fiji untuk rekonstruksi dan rehabilitasi setelah bencana topan Winston. Bantuan itu dalam bentuk tunai 1 juta dollar AS, bahan bangunan untuk pembangunan gedung Queen Victoria School (QVS) 1,98 juta dollar AS, dan pengiriman pasukan Zeni TNI Angkatan Darat untuk pengerjaan konstruksi sekitar 2 juta dollar AS.
Bantuan Indonesia berupa perbaikan dan renovasi konstruksi bangunan komplek QVS di daerah Lawaki, meliputi gedung utama, ruang kelas, asrama, dan gereja, dan ditargetkan rampung Agustus nanti. " Selain misi kemanusiaan, bantuan ini punya nilai strategis dan politis, mengingat QVS adalah boarding school bersejarah para pemimpin Fiji," kata Gary.
Kemarin, para personel TNI tampak mengerjakan konstruksi bangunan di komplek QVS, Lawaki, termasuk mengangkut bahan bangunan dengan alat berat. Menurut Komandan Batalyon Zeni Tempur 9 Kostrad Mayor Abillah Arif, ada 100 personel TNI yang terlibat dalam pengerjaan konstruksi itu sejak sebulan lalu.
Seruiratu mengapresiasi pesatnya perkembangan konstruksi bangunan di komplek sekolah asrama itu. " Kami berharap, dalam rekonstruksi setelah bencana topan Winston, konstruksi bangunan lebih kuat dan tahan terhadap bencana seperti topan. Ini jadi upaya mitigasi bencana jangka panjang dan berkelanjutan," ucapnya.
Sumber ; Kompas