Indonesia Led Shepherd Pada MCPA ke-4 di Kawasan ASEAN
31 Des 2018 19:00 WIB
Dilihat 354 kali
Foto : Indonesia Led Shepherd Pada MCPA ke-4 di Kawasan ASEAN ()
Penunjukkan Indonesia tidak terlepas dari posisi Indonesia sebagai focal point penanggulangan bencana (PB). Pencapaian Indonesia yang mendapatkan apresiasi antara lain pada penyusunan toolbox dan panduan PDNA yang akan diterapkan dalam lingkup kawasan ASEAN Member State (AMS).
Selain itu ada beberapa pokok bahasan lainnya yaitu Host Country Agreement (HCA). Hal ini terkait dengan keberadaan kantor AHA Centre yang berlokasi di Jakarta. Isu lain yang menarik bagi Indonesia adalah keterlibatan atau kerjasama sipil - militer dalam upaya sinergi pada kerangka kerja ASEAN lainnya dalam penanggulangan bencana.
Pertemuan pembahasan tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan pertemuan tingkat kawasan ASEAN dengan tema “ASEAN Day for Disaster Management” di Brunei pada 12 – 17 Oktober 2014. Rangkaian kegiatan itu adalah the 25th Meeting of the ASEAN Committee on Disaster Management, 3rd Meeting of The Conference of The Parties to AADMER dan 2nd ASEAN Ministerial Meeting on Disaster Management.
Pertemuan kali ini membahas antara lain beberapa isu dan perkembangan program penanggulangan bencana yang telah dilakukan di lingkup kawasan Asia Tenggara. Adapun agenda lain adalah pembahasan pencapaian Work Programme ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER) Phase 1 2010 - 2015.
Hari terakhir dalam rangkaian pertemuan 3rd Meeting of The Conference of The Parties to AADMER and 2nd ASEAN Ministerial Meeting on Disaster Management ini menekankan implementasi ADMEER dan penguatan AHA Centre. Dalam kesempatan ini, Muhammad Jawad dari PKPU Indonesia telah memenangkan the ASEAN Community Resilience Champions dalam kategori ASEAN Writing competition. Melalui pertemuan ini, semangat integrasi negara-negara kawasan ASEAN menjadi satu komunitas tunggal (ASEAN Community to 2015). Konsep One ASEAN One Response yang disampaikan pada pertemuan di Brunei diharapkan bisa mengawal regional Asia Tenggara untuk menjadi sebuah organisasi kawasan yang lebih solid dan maju, membangun kebersamaan untuk satu tujuan (satu visi, satu identitas, satu komunitas), mendorong terciptanya kekompakan dan saling kepedulian diantara negara Kawasan Asia Tenggara.
Penulis