Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Indonesia dan Jepang Mengembangkan Teknologi untuk Peringatan Bencana

Dilihat 397 kali
Indonesia dan Jepang Mengembangkan Teknologi untuk Peringatan Bencana

Foto : Indonesia dan Jepang Mengembangkan Teknologi untuk Peringatan Bencana ()

“Misi negara adalah menyelamatkan warga negaranya.”

Demikian pesan dari Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, Yoshitaka Shindo dalam Lokakarya Informasi dan Teknologi untuk Sistem Penanggulangan Bencana. Acara ini diselenggarakan di Kantor Menkominfo pada Senin, 29 April 2013.

Pada kesempatan tersebut, selain Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Bapak Tifatul Sembiring. Dari pihak pemerintah Jepang, yang hadir antara lain adalah Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia, perwakilan dari NTT Data dan Hitachi. Sementara itu, dari pihak pemerintah Indonesia selain dari jajaran Kemenkominfo, hadir juga perwakilan dari BNPB dan BMKG.

Dr. Sutopo Purwo Nugroho dari BNPB menyatakan, “Pengembangan Information and Communication Technology (ICT) dalam Penanggulangan Bencana menjadi agenda prioritas BNPB.” Beliau menambahkan, bahwa beberapa waktu yang lalu sudah dilakukan uji coba penerapan ICT untuk peringatan gempa dan tsunami di Padang. Hal ini sejalan dengan perintah dari Presiden Republik Indonesia, bahwa pengembangan ICT seyogyanya digunakan untuk mendukung masterplan tsunami. Berkaitan dengan hal itu, Kepala BNPB sudah menyaksikan penggunaan peralatan peringatan gempa dan tsunami dan memerintahkan agar segera digunakan peralatan tersebut.

Sistem Peringatan Dini di Jepang

“Indonesia dan Jepang memiliki kesamaan dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami. Bencana tersebut dapat menyebabkan hilangnya nyawa, bahkan mungkin menimpa keluarga kita.” Demikian beberapa hal yang menjadi pengantar pidato Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.

Menteri Shindo menyampaikan, bahwa sistem penanggulangan bencana hendaknya dibangun di negara masing-masing dan perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi ini memungkinkan sebuah peringatan dini bisa diteruskan kepada masyarakat dan akhirnya mengurangi dampak suatu bencana. Kerjasama antara Indonesia dan Jepang dalam membuat sistem peringatan dini bencana tersebut adalah langkah awal yang nantinya akan disebarluaskan ke seluruh Asia.

Sistem peringatan dini yang dibangun di Jepang merupakan gabungan dari institusi pemerintahan, industri komunikasi, teknologi satelit, media televisi, radio, sampai operator seluler. Manakala bencana terjadi, informasinya segera disampaikan kepada masyarakat. Jepang memandang penting penyiapan ICT untuk peringatan dini bencana mengingat perannya yang sangat vital untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Sistem Peringatan Dini

Di Indonesia, beberapa waktu yang lalu Hitachi bekerjasama dengan NTT Data sudah melakukan uji coba sistem peringatan dini di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Terdapat dua sistem yang diuji coba, yakni ‘Area Mail’ dan ‘Area Selection: Location’.

Sistem Area Mail cara kerjanya kurang lebih adalah sebagai berikut:

Informasi bencana dalam bentuk pesan singkat dikirim ke handphone pengguna yang berada di daerah terdampak bencana. Pesan tersebut berisi tentang peringatan adanya bencana tsunami atau gempa dan dilengkapi dengan petunjuk melakukan evakuasi. Sistem ini sudah dijalankan di Jepang, sementara di Indonesia masyarakat di Padang sebagai tempat uji coba merasa tertarik untuk menggunakannya.

Sistem Area Selection: Location cara kerjanya adalah sebagai berikut:

Informasi mengenai terjadinya bencana dikirimkan dari Jakarta langsung ke sistem yang sudah dipasang di sebuah masjid di Padang. Dalam waktu singkat, sistem langsung bekerja dengan membunyikan sirine dan pengumuman kepada masyarakat. Tak perlu ada petugas, semua sudah otomatis.

Selain di Padang, uji coba dilakukan juga di Nias dan Sipora. Dari Jakarta informasi mengenai suatu bencana dikirimkan dan dalam waktu kurang dari tiga detik mobile televisi di Sipora dan Nias telah menerima informasi tersebut. 

Penulis


BAGIKAN