Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

IHF 2021: Inovasi Digital Pengurangan Risiko Bencana

Dilihat 80 kali
IHF 2021: Inovasi Digital Pengurangan Risiko Bencana

Foto : Hacking Day & Babak Final Kegiatan inaRISK Hackathon Fest (IHF 2021), Selasa (29/6). (Tim Media Sosial inaRISK)


JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, dan U-INSPIRE Indonesia, untuk pertama kalinya menggelar kompetisi dalam upaya pengembangan aplikasi kebencanaan, inaRISK Hackathon Fest (IHF 2021). Kegiatan IHF juga didukung oleh Bank BNI, Bank BRI dan Telkom Sigma. 

Launching kegiatan IHF 2021 dilaksanakan pada Senin (28/5), melalui media komunikasi daring dan secara langsung dibuka oleh Deputi Bidang Sistem dan Strategi, Dr. Raditya Jati. 

Lewat IHF 2021, BNPB memandang, upaya penanggulangan bencana dapat dilakukan seiring dengan perkembangan zaman. Kebutuhan akan kapasitas yang kuat dalam menghadapi bencana dan sistem yang terintegrasi menjadi salah satu bagian dalam menciptakan Indonesia Tangguh Bencana. Selain itu, keterlibatan dalam penanggulangan bencana juga dapat diisi oleh anak muda yang tetap bisa produktif di tengah Pandemi COVID-19.

Secara umum, rangkaian acara kegiatan IHF 2021 terbagi menjadi tiga bagian. Diawali dengan pembekalan kepada para finalis yang telah dinyatakan lolos dalam persyaratan awal, dilanjutkan dengan Hacking Day dimana pada tahapan inilah 17 finalis diminta mencurahkan ide dan kemampuannya dalam pengembangan InaRISK selama 48 jam. Terakhir adalah tahapan penjurian. 

Tahap penjurian dilakukan secara daring dengan melibatkan 10 orang juri dari berbagai latar. Mulai dari praktisi, instansi pemerintah, dan swasta yang merupakan implementasi dari kolaborasi pentahelix. 

Dalam tahap penjurian, peserta diminta memaparkan idenya selama 5 menit terkait pengembangan inaRISK. Selanjutnya, peserta dan juri melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan produk/ aplikasi yang dikembangkan. 

Kriteria penilaian dalam penjurian adalah keunikan dan inovasi ide aplikasi, dapat memecahkan permasalahan dalam informasi kebencanaan, dan memiliki daya saing dimana aplikasi da[at memecahkan masalah yang relevan dengan fokus area yang sudah ditetapkan. 

Ketua Dewan Juri IHF 2021 sekaligus Direktur Sistem Penanggulan Bencana BNPB, Dr. Ir. Udrekh, SE., MSc menyampaikan apresiasi kepada peserta baik dari digital solution maupun mobile apps yang memiliki ide-ide kreatif untuk diimplementasikan dalam aplikasi Inarisk.

“Saya cukup optimis Inarisk semakin bisa menyentuh kebutuhan masyarakat berbagai golongan dan usia. Inarisk bisa hadir dalam keseharian dan akrab dengan pengguna. Ini terlihat dari ide-ide para peserta yang bahkan belum terpikirkan sebelumnya” disampaikan di sela acara kegiatan berlangsung. Lebih lanjut, Dr. Udrekh juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh anggota juri yang berkenan hadir dalam acara penjurian secara daring. 

Inarisk Hackathon Fest 2021 tahun ini mengusung tema “Solusi digital bagi penguatan dan edukasi pengurangan risiko bencana untuk mewujudkan ketangguhan demi masa depan yang lebih baik”. Beberapa produk inovasi yang dipaparkan oleh finalis diantaranya adalah inarisk untuk disabilitas, edukasi kebencanaan melalui kuis atau game kebencanaan, virtual reality serta pengembangan berita kebencanaan di platform inarisk.

Beberapa ide kreatif solusi digital untuk yang muncul dari para finalis untuk penanggulangan bencana diantaranya Augmented Reality Tsunami “AURIGA” yang dipaparkan oleh Tim Odading - Institut Teknologi Bandung (ITB), daily app/ game edukasi mitigasi bencana inTask dari tim inTask - Developer dan akademisi, serta game edukasi EduRisk oleh tim Trikora - Application Developer.  


Ide Unik dibalut Khazanah Kebencanaan

Mohamad Ali Sadikin, salah satu finalis dari kelompok Difarisk menyampaikan bahwa proses presentasi yang hanya 5 menit terasa sangat pendek merupakan tantangan kelompoknya untuk mempresentasikan ide, tapi ini tidak menyurutkan semangat kelompoknya karena selama proses penjurian para juri antusias dalam memberikan pertanyaan dan masukan dalam pengembangan Difarisk.

Difarisk adalah platform kebencanaan yang dikhususkan untuk kelompok difabel dengan gangguan penglihatan.

“Ide difarisk diangkat sebagai platform kebencanaan untuk difabel khususnya yang memiliki gangguan di penglihatan. Ini penting diimplementasikan sebagai upaya pemerintah memberikan akses edukasi kebencanaan khusunya kelompok difabel”, ungkap Ali finalis Kelompok Difarisk

Hal ini serupa disampaikan Tsamara Alifia, finalis dari kelompok MiKids yang menggambarkan proses penjurian dengan perasaan campur aduk. MiKids adalah memaparkan ide mengenai game edukasi mitigasi bencana untuk anak usia dini (5 - 8 tahun). MiKids sendiri singkatan dari "Mitigation game for Kids". 

“Kami mengangkat upaya mitigasi sejak dini karena anak-anak, salah satu kelompok rentan ketika bencana jadi kami ingin anak-anak juga punya kontribusi dalam pengurangan risiko bencana. Khususnya melalui game digital anak, karena akan lebih mudah dipahami dan upaya edukasinya akan masif”, ungkap tsamara dalam presentasinya.

Kegiatan Hacking Day dan Babak Final IHF 2021 telah selesai diselenggarakan (29/6). Rencananya pengumuman kejuaraan akan dilakukan pada tanggal 5 Juli 2021. Selanjutnya akan diikuti proses penyerahan hadiah pada bulan Oktober pada Puncak Peringatan Bulan PRB (Pengurangan Risiko Bencana) tahun 2021.


Tim Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN