Hari Pertama Idulfitri 1442 H, Lima Kabupaten di Empat Provinsi Terdampak Banjir dan Longsor
14 Mei 2021 18:56 WIB
Foto : Kondisi banjir di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (13/5). (BPBD Kabupaten Kapuas Hulu)
JAKARTA - Bencana banjir dan tanah longsor melanda lima kabupaten di Indonesia pada hari pertama perayaan Idul Fitri 1442 Hijirah, Kamis (13/5). Menurut data yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat (14/5), lima wilayah kabupaten tersebut meliputi Kabupaten Tanah Bumbu dan Hulu Sungai Tengah di Kalimantan Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara dan Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari tiap-tiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah terdampak setempat, rata-rata bencana tersebut terjadi setelah sebelumnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda masing-masing daerah dan memicu luapan beberapa daerah aliran sungai (DAS).
Adapun rincian wilayah terdampak bencana yang pertama adalah Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan. Menurut BPBD Kabupaten Tanah Bumbu, lokasi kejadian berada di Desa Sinar Bulan, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu.
Banjir yang diakibatkan oleh meluapnya DAS Santui telah berdampak pada 543 jiwa atau 135 KK dan telah memaksa sedikitnya 98 jiwa atau 27 KK mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Adapun kerugian materil yang dilaporkan meliputi 555 unit rumah terdampak, 55 hektar lahan pertanian siap panen terdampak dan ketinggian air berkisar antara 100-150 sentimeter.
Hingga laporan yang diterima sampai hari ini, Jumat (14/5) pukul 08.00 WIB, banjir belum surut dan cuaca di wilayah dilaporkan mendung dan berpotensi hujan.
BPBD Kabupaten Tanah Bumbu telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait dan bersama tim gabungan juga melakukan evakuasi para warga terdampak banjir.
Kemudian, berdasarkan laporan yang dihimpun dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, sedikitnya ada enam desa di Kecamatan Haruyan yang terdampak banjir dari meluapnya DAS Haruyan.
Adapun keenam desa tersebut meliputi Desa Haruyan Seberang, Desa Haruyan, Desa Lok Buntar, Desa Pengambau Hilir Dalam, Desa Pengambau Hilir Luar dan Desa Mangunang.
Dalam peristiwa tersebut sedikitnya ada 629 KK yang terdampak oleh banjir dengan Tinggi Muka Air 25-30 sentimeter.
Berdasarkan laporan terkini, banjir telah surut dan cuaca berawan. Beberapa warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan sisa material lumpur akibat banjir.
Dalam hal ini, BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah melakukan kaji cepat dan koordinasi dengan lintas instansi serta mengimbau masyarakat agar selalu waspada dengan potensi terjadinya banjir susulan akibat faktor cuaca.
Selanjutnya, laporan yang di terima dari BPBD Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, ada empat desa di Kecamatan Badau terdampak banjir dengan TMA 50-100 sentimeter akibat luapan DAS Badau.
Adapun keempat desa tersebut meliputi Desa Badau, Desa Janting, Desa Pulau Majang dan Desa Seriang.
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu hingga saat ini terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instans terkait guna percepatan penanganan bencana banjir.
Dalam hal ini, banjir dilaporkan berangsur surut di wilayah hulu sungai dan cuaca terpantau berawan.
Kemudian banjir dan longsor dilaporkan terjadi di dua kelurahan yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Girsang Sinpangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
BPBD Kabupaten Simalungun telah melakukan asesmen untuk penanganan lebih lanjut dan membantu pembersihan material longsor.
Sementara itu, kerugian materil dan korban jiwa masih dalam proses pendataan.
Berikutnya meluapnya debit air di Bendung Awo dan Sungai Bulete menyebabkan tiga kelurahan di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan terendam banjir dengan TMA hingga 170 sentimeter.
Adapun tiga kelurahan tersebut adalah Kelurahan Tabarakka, Kelurahan Benteng dan Kelurahan Bulete.
BPBD Kabupaten Wajo melaporkan bahwa banjir tersebut telah berdampak pada 1.700 jiwa atau 890 KK.
Kerugian materil yang dihimpun meliputi 686 unit rumah terdampak, 3 unit gedung sekolah terdampak, 2 masjid terendam, ruas jalan sepanjang 6 kilometer terendam, 310 hektar sawah terendam dan 20 hektar kebun turut terendam banjir.
Dari seluruh laporan yang dihimpun tersebut, tidak ada korban jiwa meninggal dunia maupun luka-luka atas bencana tersebut.
Waspada Potensi Banjir dan Longsor di 16 Provinsi
Sementara itu, berdasarkan laporan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dapat diakses melalui https://signature.bmkg.go.id/ ada sebanyak 16 Provinsi di Tanah Air yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat hingga esok hari, Sabtu (15/5).
Adapun ke-16 Provinsi tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi Bengkulu, Sumatera Selata, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
BMKG dalam hal ini juga mengelurakan status ‘waspada’ bagi ke-16 Provinsi tersebut dalam kaitan adanya potensi terjadinya banjir, banjir bandang dan tanah longsor yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Dengan melihat dari hasil laporan prakiraan cuaca tersebut, BNPB mengimbau seluruh pemangku kebijakan di daerah baik tingkat Gubernur hingga RT dan RW serta masyarakat untuk waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Dalam hal ini, diharapkan masyarakat secara mandiri juga dapat mengakses informasi peringatan dini cuaca hingga tingkat kecamatan melalui aplikasi InfoBMKG.
Dr. Raditya Jati
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB