Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Empat Kali Diguncang Gempa Terasa Lemah

Dilihat 325 kali
Empat Kali Diguncang Gempa Terasa Lemah

Foto : Empat Kali Diguncang Gempa Terasa Lemah ()

Wilayah Indonesia memang rawan gempa. BMKG melaporkan sejak Sabtu (25/4) hingga Minggu (26/4) tercatat 4 kali gempa mengguncang wilayah Indonesia. Pada Sabtu pukul 07.49 Wib, gempa dengan kekuatan 5 SR terjadi di 14 km tenggara Maluku Barat Daya, kemudian pukul 23.41 Wib gempa 5,7 SR mengguncang 88 km barat laut Pulau Morotai Maluku Utara. Pada Minggu pukul 17.37 Wib, gempa 5,2 SR kembali terjadi di 83 km tenggara Sumba Timur NTT, lalu pukul 19.55 Wib gempa 5,1 SR terjadi di 62 km barat daya Pesisir Selatan Sumatera Barat. Pusat gempa semuanya ada di laut. Posko BNPB telah mengkonfirmasi BPBD setempat dan dilaporkan gempa terasa lemah selama 3-5 detik. Tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa tersebut   Kita harus mengambil pembelajaran setiap bencana. Seperti halnya gempa 7,8 SR di Nepal pada 25/4 dengan pusatnya gempa di darat berkedalaman 15 km. Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) melalui Dr. Irwan Meilano (pakar gempa dari ITB) telah menganalisis, bahwa gempa tersebut memiliki mekanime sesar naik dengan luas bidang yang bergeser 160  km x 120 km.   Faktor yang menyebabkan jumlah korban banyak adalah: a) Terjadi pada daerah yang padat penduduk dengan infrastruktur yang tidak disiapkan menghadapi gempa besar, b) Guncangan gempa diperkuat adanya amplifikasi di beberapa tempat di sekitar Kathmandu yang terbentuk dari lapisan tanah lunak yang dulunya berupa danau, c) Guncangan gempa diikuti longsoran dari tebing es dan batuan.   Dengan kondisi tektonik yang komplek, maka potensi gempa besar dapat terjadi di Indonesia. Beberapa kota besar dengan penduduk padat di Indonesia harus dipersiapkan infrastrukturnya untuk menghadapi guncangan keras akibat gempa. Faktor amplifikasi seperti yang terjadi pada saat gempa Nepal atau gempa Yogyakarta 2006 dan gempa Sumbar 2009, mungkin juga dialami beberapa kota di Indonesia yang ditutupi oleh sedimen halus yang tebal. Sutopo Purwo Nugroho Kapusdatin Humas BNPB
Penulis


BAGIKAN